PenaPendidikan

Wajah Pendidikan Kembali Muncul dalam Momen Hardiknas

PenaKu.ID – Hari Pendidikan Nasional tahun 2021, menjadi momentum penting untuk menunjukan wajah pendidikan yang sempat terhalang oleh pandemi COVID-19.

Adanya momentum tersebut, menjadi alasan utama yang tak mungkin dilewatkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Walau demikian, Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tetap menjadi acuan utama Disdik Bandung Barat. Untuk menunjukan potensi pendidikan yang sempat terdampak oleh pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) KBB, Asep Dendih mengatakan, berbagai macam persiapan terus dilakukan Disdik Bandung Barat agar pendidikan tetap berjalan meski pada kondisi pandemi.

“Pertama, meski pada masa pandemi COVID-19. Ada beberapa cara dan strategi untuk memberikan pembelajaran terhadap anak didik,” kata Asep kepada PenaKu ID, Senin (3/5/2021).

“Bagi siswa kita yang terjangkau dengan jaringan maka dilakukan online, kemudian untuk yang tidak terjangkau oleh jaringan. Maka dilakukan luring atau program jarunjung,” ujar Asep.

Ia pun menyampaikan, ada beberapa sekolah di Bandung Barat yang menggunakan metode pembelajaran media. Seperti, media radio dan media lainnya untuk merealisasikan program pembelajaran untuk peserta didik.

“Meski ada sekolah yang tak terjangkau oleh jaringan atau yang blank spot diwilayah. Para guru diharapkan tetap memberikan pelajaran terhadap siswa seperti biasa,” jelas Asep.

Dalam melaksanakan tugas itu, kata Asep, berlaku untuk semua guru baik itu yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun non PNS. Karena guru memiliki kewajiban untuk mengajar.

Selain itu, pihaknya pun memiliki jaringan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) sebagai wadah kegiatan bagi para pengawas TK, SD di tingkat Kota/Kabupaten.

Ia pun memaparkan, pihaknya tengah melakukan vaksinasi terhadap semua guru yang ada di Bandung Barat. Hal itu sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).

“Sedang berjalan secara bertahap untuk vaksinasi guru, sebanyak 5000 orang guru telah divaksinasi dari 10000 orang guru yang ada di KBB. Karena itu salah satu item untuk pembelajaran tatap muka,” papar Asep.

Ia pun berharap, walau ditengah pandemi COVID-19. Para pendidik dan tenaga pendidikan harus terus berinovasi, berkarya dan berdaya juang tinggi. Demi mencerdaskan kehidupan bangsa dalam masa pandemi COVID-19.

“Karena kita dihadapkan dengan pandemi secara global. Tetapi tantangan untuk guru dan kita tidak lelah juga untuk mencari terobosan, strategi agar pelajaran bisa tersampaikan kepada para siswa,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP Disdik Asep Nirwan mengatakan, pihaknya dimomentum Hardiknas ini mengajak seluruh komponen masyarakat pendidikan di bidang SMP, Kepala Sekolah maupun guru. Agar mempersiapkan diri menyambut program yang sudang dituangkan dalam SKB 4 Menteri berkaitan dengan PTM.

“Tentunya kami dari Dinas Pendidikan terus mendorong sekolah-sekolah untuk betul-betul mempersiapkan diri karena memang dilihat dari PTM ini yang paling berat itu dibidang pendidikannya,” katanya

Menurutnya, karena dari sisi sarana dan prasarana maupun kesiapannya perlu betul-betul disiapkan. Seperti strategi sekolah untuk mengatur siswanya agar datang ke sekolah.

“Itu dari hari ini kita coba dorong kepala sekolah, guru-guru untuk sama-sama mendorong terlaksana PTM ini bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

“Tentunya kami di bidang SMP akan melakukan simulasi dibeberapa sekolah, meski PTM akan dilaksanakan bulan Juli, tapi sebelum bulan Juli kita akan coba simulasi di beberapa sekolah agar pas PTM digelar bisa berjalan dengan baik,” terangnya.

Ia menjelaskan, hal tersebut penting untuk diketahui oleh semua kalangan baik itu Kepala Sekolah, guru, orang tua termasuk siswanya sendiri. Karena ia menilai, PTM yang akan digelar tersebut bukan PTM biasa.

Baca juga:

“Jadi banyak skenario yang nanti akan dimunculkan, bahkan bisa disimpulkan PTM yang di bulan Juli itu tidak boleh lebih dari 50 persen 50 persen siswa. Walaupun skenario yang dilaksanakan di setiap sekolah akan dilaksanakan berbeda-beda, termasuk di kota/kabupaten lainnya pun akan berbeda,” ucapnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan mendorong kesiapan sarana dan prasarana PTM dimasa pandemi COVID-19. Dengan begitu, akan terlihat berbagai kekurangan sebagai bahan evaluasi, seperti ketersediaan bangku sekolah, transportasinya terawasi semua.

“Nah, sekolah harus bisa mengawasi dan harus betul-betul dicatat semuanya. Hari ini kita fokus memfasilitasi vaksinasi untuk pendidik dan tenaga kependidikan,” paparnya.

Ia pun menambahkan, vaksinasi guru adalah syarat utama untuk digelarnya proses pembelajaran tatap muka.

“Kalau dalam satu sekolah ada 10 orang guru yang belum divaksin maka kegiatan PTM di sekolah tersebut kita akan pending dulu sekolah itu melaksanakan PTM,” tambahnya.

Ditempat yang sama, Kepala Bidang SD Rustiyana mengatakan, dari sisi Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini sesuai intruksi dari Mendikbud terkait dengan falsafah Pancasila yang harus ditingkatkan lagi, termasuk merdeka belajar.

“Arti merdeka belajar ini kebebasan daripada sekolah dalam hal ini inisiatif sekolah, guru dan siswa itu bisa ditingkatkan bukan hanya oleh kita,” katanya

Ia menjelaskan, terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli mendatang. Pihaknya pun akan melaksanakan simulasi lebih dulu.

Menurutnya, dari sisi siswa, guru maupun orang tua sudah lelah dengan metode pembelajaran daring (online). Meski begitu, harus dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka

“Hanya kita juga haru memperhatikan jangan sampai ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Makanya digelarnya PTM di Juli nanti, kita akan simulasikan terlebih dahulu. Mungkin nanti akan ada 1 atau 2 sekolah yang disimulasikan yang lain pun akan melihat,” jelasnya.

“Karena tidak mungkin kita akan melakukan PTM secara serentak semuanya dan akan dilakukan secara bertahap. Jika dalam satu kelas ada 30 orang siswa maka akan dibagi dalam 2 shift, yang sebagiannya lagi ada pembelajaran jarak jauh (PJJ),” terangnya.

Kemudian dari sisi lain, ‎kata Rustiyana, para guru juga akan merasa kelelahan, lantaran mengajar dalam dua shift. Namun sebelum itu, para guru pun akan dipersiapkan dengan vaksinasi yang diberikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan.

“Kemarin kita dari beberapa puskemas sudah ada beberapa yang sebagian, namun dikarenakan vaksinnya habis jadi belum semua,” ucapnya.

Kendati demikian, pihaknya mengarahkan para pendidik dan tenaga kependidikan untuk melakukan vaksinasi di Eldorado.

“Untuk guru yang belum divaksinasi, kami arahkan ke Eldorado dengan membawa surat keterangan bahwa dirinya adalah pendidik dan tenaga kependidikan yang mengajar di sekolahnya masing-masing,” pungkasnya.

**CepDar

Related Articles

Back to top button