PenaRagam
Trending

Seratus Hari Kerja Pasangan Walikota Cilegon Tuai Banyak Kritik

PenaKu.ID – Seratus hari kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Cilegon, Helldy Agustian dan Sanuji Pentamarta dikritik oleh Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) di Kantor Walikota Cilegon, Senin (7/6/2021).

Pengurus IMC menilai kepemimpinan Helldy-Sanuji hanya sebatas membagikan kursi roda kepada masyarakat dan hadir setiap kondangan di masyarakat Kota Cilegon.

Diketahui, dalam aksinya  tersebut nampak tiga anggota IMC mengelilingi Kantor Walikota Cilegon. Satu orang duduk di atas kursi roda dan satu lainnya mendorongnya. Di atas kursi roda juga tampak ada ember cat lengkap dengan kuasnya.

Saat dikonfirmasi, Ketua Umum IMC Cilegon, Hariyanto, menuturkan bahwa kepemimpinan Helldy-Sanuji selama 100 hari kerja terbilang lambat seperti berjalan di atas kursi roda.

“Kursi roda ini juga bisa di tafsirkan atau dimaknai bahwa Helldy-Sanuji selama 100 hari menjabat kami melihat seperti berjalan di atas kursi roda cenderung lambat dan kemudian tidak sigap dan gagap,” ujarnya.

Hal itu diungkapnya, bukan semata-mata untuk merendahkan yang dilakukan oleh Helldy-Sanuji, melainkan untuk mengingatkan agar fokus kepada program yang lebih besar.

“Ini bukan bentuk justifikasi dari IMC bahwa program bagi-bagi kursi ini tidak baik, kami sangat mengapresiasi itu. Tetapi alangkah lebih baiknya kalau mereka fokus terhadap permasalahan yang lebih besar dan terkait pembagian kursi ini bisa dilimpahkan ke Dinas terkait,” sambungnya.

“Jadi, harapan kami adalah bagaimana Helldy-Sanuji bisa fokus untuk merealisasikan hal-hal yang sudah direncanakan dalam progam kerja,” tambahnya.

Kemudian terkait cat yang dibawa dalam aksi tersebut, Hariyanto menjelaskan bahwa cat tersebut sebagai bentuk kritik atas pagar Kantor Walikota yang seketika dicat dengan warna yang menjadi ciri khas Helldy-Sanuji pada saat Pilkada waktu lalu.

“Seharusnya euforia kemenangan Helldy-Sanuji bisa segera disudahi, karena jika tidak, kami khawatir ada upaya polarisasi yang akan menghambat stabilitas pemerintah dan prinsip akur sedulur pada level masyarakat,” tegasnya.

Kendatipun sekretaris jendral Ilham Firdaus yang biasa di sapa bunyamin ini menuturkan dalam penyampaian aksinya, “Apa hanya mengamini kondangan masyarakat?” pungkasnya.

Seharusnya bukan itu program kerja seorang Walikota maupun Wakil Walikota,melainkan merealisasikan janji kampanye ia di pemilu tahun 2020,” jelas Bunyamin Selaku Sekretaris Jendral Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC).

Hariyanto pun mempertanyakan kepada Pemerintah Kota Cilegon atau Asn dengan lantangnya tentang kejelasan program Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) yang menjadi program unggulan Helldy-Sanuji.

Lanjutnya, penyampaian ini, banyak masyarakat yang merasa bingung bagaimana cara memanfaatkan kartu tersebut ( KCS)

“Apakah manfaat  Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) ini disalurkan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan atau hanya kepada yang mendukung Helldy-Sanuji saat pilkada 2020?” tegasnya.

Selang beberapa jam kemudian Petugas Pamdal dan Sappol PP mengalangi masa aksi Ikatan Mahasiswa Cilegon untuk menjumpai sosok  Walikota maupun Wakil Walikota Cilegon.

“Peran pamdal dan Sappol PP untuk melindungi masa aksi malah tidak sesuai dengan Demontrasi Pasal 28 UUD NRI tahun 1945,” ujar Hariyanto.

(ASR)

Related Articles

Back to top button