PenaKu.ID – Kesurupan massal menimpa ratusan karyawan PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, di Jalan Raya Pelabuhan II, tepatnya di Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (21/11/2024).
Kejadian kesurupan massal dialami oleh ratusan karyawan PT Glostar Indonesia yang bergerak dalam pembuatan sepatu eksport tersebut, membuat heboh di jagat maya media sosial Facebook, Instagram (IG) hingga Group WhatsApp (WAG).
Seratus Karyawan Kesurupan Massal
Wakil Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK SP TSK SPSI) PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, Depi Firmansyah mengatakan, sejumlah karyawan PT Glostar Indonesia I Cikembar yang mengalami kesurupan massal tersebut terjadi sekira pukul 08.00 WIB.
“Ya, ada sekitar 100 karyawan PT GSI I Cikembar yang mengalami kesurupan massal. Mereka bekerja di bagian Blok A, atau Inhouse produksi PT GSI yang ada di dalam,” kata Depi saat di konfirmasi PenaKu.ID melalui Telepon WhatsApp.
Fenomena kesurupan massal ini, lanjut dia, tidak kali ini saja terjadi di kawasan pabrik PT GSI I Cikembar. Sedangkan, untuk penyebab kesurupan tersebut, ia tidak mengetahui secara pasti. Namun demikian, kesurupan tersebut terjadi secara tiba-tiba.
“Pada saat karyawan pabrik keserupan, mayirotas mereka mengalami mual-mual, muntah, ketawa, teriak histeris, bahak sambil berkata kesakitan,” ungkapnya.
Selain itu, sambung Depi, korban kesurupan berbicara “jangan buang bekas pembalut atau softex sembarangan”, kalau ada yang minta-minta mah enggak. Seperti, minta kopi dan lainnya. Namun, ada yang bilang “Sing areling manehnya red (yang sadar diri atau mengingatkan)”.
“Menyikapi fenome kesuruoan ini, SPSI sendiri mengupayakan maksimal. Iya, karena di lapangan banyak anggota pengurus. Alhasil, alhamdulillah semua pengurus bekerja sama dengan pihak manajemen, security juga para pengawas untuk mengamankan rekan-rekan yang memang sudah terkena kesurupan massal,” bebernya.
Selanjutnya, tambah dia, langkah SPSI telah memanggil dari pihak klinik untuk menyediakan fasilitas mobil perusahaan dan setiap karyawan di departemen langsung dievakuasi ke area yang steril dan lebih luas, agar tidak terkontaminasi oleh pekerja yang mengalami kesurupan tersebut.
“Seluruh karyawan di Blok A, dibawa ke luar untuk dievakuasi dari gedung-gedung ke luar ke area yang memang sedikit lebih aman. Situasi mulai terkendali, setelah dua orang ustaz yang kami panggil dari kampung setempat, untuk membantu proses penyembuhan kesurupan itu,” ucapnya.
Menurutnya, para pekerja setelah melihat beberapa rekannya yang terkontaminasi atau mengalami kesurupan massal, khususnya pekerja yang pikirannya terlihat kosong, mayoritas mereka dapat dipastikan akan ikut menangis secara histeris.
“Kami lalu mengevakuasi korban, tadinya kami sedikit bingung, makanya 20 kendaraan yang ada di pabrik dikerahkan, baik kendaraan jenis ambulance atau kendaraan pribadi yang dipakai dinas, untuk evakuasi para pekerja yang mengalami kesurupan massal ini,” paparnya.
Masih kata Sepi, saat kesurupan massal, semua mesin yang ada di pabrik PT GSI I Cikembar, khsusnya dibagian blok A, langsung dimatikan sekitar pukul 8.20 WIB. Semua aktivitas produksi pun diberhentikan, setelah SPSI berkoordinasi dengan pihak perusahaan dan pihak pengawas untuk mengevakuasi para pekerja yang mengalami kesurupan massal.
“Iya, kami terus menghubungi petugas ambulance yang ada di PT GSI dan memanggil semua bagian driver untuk segera datang ke pintu-pintu gedung untuk mengevakuasi teman-teman yang memang terkontaminasi. Sebagian karyawan yang tidak terkena juga dikeluarkan dan diberi arahan-arahan kerohanian. Seperti membaca istighfar, yasin, salawat, baca surat-surat Alquran dan sebagainya,” jelasnya.
Akibat Kesurupan Massal Produksi Turun
Dari ratusan karyawan yang mengalami kesurupan massal ini, telah dievakuasi ke klinik PT GSI I Cikembar dan sebagian karyawan lainnya telah dipulangkan dan dijemput oleh pihak keluarganya.
“Barusan yang di kilinik itu ada 20 orang lagi dan untuk yang dipulangkan ada 25 orang. Sementara, sisanya mereka sudah kembali beraktivitas atau bekerja,” kata Depi.
“Adapun aktivitas produksi mulai kembali beroprasi sekitar pukul 10.40 WIB, tepatnya setelah situasi dinilai kondusif. Setelah itu, para karyawan kembali melanjutkan pekerjaan ke area produksi mulai pukul 11.00 WIB untuk kembali menyalakan mesin. Tetapi tidak lama satu jam, sudah masuk jam istirahat, Alhamdulillah karyawan barusan saya lihat dan kontrol kelapangan, sehat semua insya Allah,” imbuhnya.
Pihaknya menambahkan, dampak dari kesurupan ini, telah menyebabkan berhentinya aktivitas produksi. Sehingga, produktivitas per gedung tidak sesuai target yang sudah ditentukan. Bahkan, untuk jalannya produksi pun terhambat, karena melingkupi semua bagian, mulai dari teknical yang meliputi item pertama pemasangan outsole sepatu.
“Lalu yang kedua, departemen stop fitting, dalam artian yang mengelem yang sewing asembling itu, semua terhenti sekitar kurang lebih dari pukul 08.00 WIB, hinga selesai-selesai pada pukul 11.00 WIB,” pungkasnya.
***