PenaKu.ID – Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif turun langsung melakukan inventarisir data stunting hingga ke tingkat kecamatan. Hal tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil rembug stunting belum lama ini.
Menurut Arsan Latif, kasus stunting merupakan masalah serius yang harus cepat ditanggulangi. Dalam penanganannya tidak bisa hanya melihat data saja, namun juga perlu turun langsung ke lapangan.
“Saya ingin menginventarisir langsung ke lapangan. Karena stunting merupakan permasalahan serius yang harus cepat ditanggulangi,” kata Arsan Latif saat rapat koordinasi di Kecamatan Cikalongwetan, Sabtu (14/10/23).
Arsan Latif menjelaskan, inventarisir lapangan tersebut perlu dilakukan untuk memastikan berbagai program dan kebijakan pemerintah daerah tepat sasaran dengan melibatkan pemerintah desa, kecamatan, kabupaten maupun provinsi.
Dirinya menginginkan solusi yang lebih spesifik dalam menangani persoalan tersebut, salah satunya dimulai dari pemenuhan kebutuhan perut masyarakat.
Jikan telah diperoleh data konkret dari 16 kecamatan di Bandung Barat, Pemkab Bandung Barat bakal mengambil kebijakan untuk percepatan penanggulangan stunting dalam waktu dekat.
“Jika sudah diperoleh data konkret dari seluruh kecamatan, rencananya minggu depan kami sepakat akan segera mengambil langkah-langkah untuk mempercepat penanggulangan stunting di Kabupaten Bandung Barat,” jelasnya.
Selain untuk memperoleh data lebih spesifik soal stunting, Arsan juga ingin menginventarisir kebutuhan anak usia 0-59 bulan agar terhindar dari resiko stunting.
Ia pun menuturkan, upaya tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Target dan harapan utamanya adalah terwujudnya New Zero Stunting pada Tahun 2024, sebagaimana yang telah ditargetkan pak Presiden Jokowi. Sehingga akan lahir generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas,” tuturnya.
Arsan Latif Akan Lapor ke Presiden
Berdasarkan hasil kunjungannya ke sejumlah kecamatan, Arsan memperoleh berbagai langkah penting yang diharapkan mampu mempercepat penurunan angka stunting di wilayahnya.
Berbagai langkah tersebut seperti, dilakukan kunjungan langsung (Home Visit) kepada balita yang dinilai beresiko stunting, upaya pendampingan dan melakukan sosialisasi lebih tentang stunting.
Kemudian, pendampingan ibu hamil yang beresiko melahirkan bayi stunting, memfasilitasi kepemilihan BPJS bagi masyarakat kurang mampu dan memberikan edukasi dan bimbingan pra-nikah bagi calon pengantin, sehingga dapat meminimalisir resiko stunting.
“Saya meminta seluruh data stunting di “Cut Off” per tgl 20 september 2023 untuk melihat sejauh mana progres kinerja saya dalam melakukan penanggulangan stunting di Kabupaten Bandung Barat. Dan saya akan mengevaluasi dan melaporkannya langsung ke presiden melalui mendagri setiap 3 bulan,” pungkasnya.
***