Ekonomi

Ternyata Negara Ini yang Memulai Sejarah Perang Dagang, Bukan AS!

Ternyata Negara Ini yang Memulai Sejarah Perang Dagang, Buka AS!
Ternyata Negara Ini yang Memulai Sejarah Perang Dagang, Buka AS!/(Ilustrasi/@pixabay)

PenaKu.ID – Perang dagang bukanlah fenomena baru dalam sejarah, meskipun kebijakan tarif impor balik oleh Presiden AS, Donald Trump, saat ini kembali menghangatkan perdebatan.

Kebijakan tersebut telah memicu gelombang balasan dari banyak negara, salah satunya adalah China yang awalnya mengenakan tarif 32% pada produk AS dan kemudian meningkat ke angka 104% oleh pihak Trump.

Hal ini mengingatkan kita pada sejarah panjang perang dagang yang pernah terjadi sejak abad ke-17.

Sejarah mencatat bahwa perang dagang pertama kali dimulai pada era Inggris dan Belanda. Pada tahun 1651, Inggris memberlakukan Navigation Acts sebagai respons terhadap dominasi Belanda dalam perdagangan global.

Pada masa itu, Belanda menguasai perdagangan dunia berkat armada kapal besar mereka dan kontrol atas wilayah penghasil rempah-rempah di Asia, termasuk yang kini dikenal sebagai Indonesia.

Kebijakan proteksionisme ini secara tidak langsung memicu serangkaian konflik antara kedua negara yang berujung pada peperangan terbuka.

Penerapan Tarif di Perang Dagang

Dalam konteks modern, kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Trump mengindikasikan bahwa proteksionisme kembali menjadi strategi utama dalam mempertahankan pasar domestik.

Respons dari negara-negara seperti China menunjukkan bahwa perang dagang dapat mengganggu rantai pasokan global dan menimbulkan dampak ekonomi yang luas.

Pemerintah di berbagai negara kini harus berhati-hati dalam merespons kebijakan ini agar tidak semakin memperburuk situasi perdagangan internasional.

Menguak Sejarah Perang Dagang

Sebagaimana yang terjadi pada era Inggris-Belanda, penerapan Navigation Acts merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada kapal asing, terutama yang berasal dari Belanda.

Aturan ketat tersebut mensyaratkan bahwa setiap kapal yang mengangkut barang ke Inggris harus berasal dari negara tersebut, yang secara langsung menekan dominasi Belanda dalam perdagangan.

Konflik semakin memanas hingga akhirnya bereskalasi menjadi Perang Anglo-Dutch, di mana kedua belah pihak saling bertempur demi menguasai jalur pelayaran penting.

Sebuah pelajaran sejarah yang menekankan bahwa perang dagang tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada geopolitik dan pengaruh nasional di kancah global.

Melihat kemiripan pola antara sejarah dan dinamika perdagangan saat ini, menjadi pelajaran penting bahwa langkah proteksionisme harus dilakukan dengan penuh pertimbangan untuk menghindari eskalasi konflik yang dapat merugikan perekonomian dunia secara luas.**

Exit mobile version