Ekonomi

Perang Dagang AS-China yang Memanas

Perang Dagang AS-China yang Memanas
Perang Dagang AS-China yang Memanas/(ilustrasi/@pixabay)

PenaKu.ID – Perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memanas, sehingga membuka perdebatan strategis mengenai kemungkinan produksi iPhone di dalam negeri Amerika.

Pemerintahan Presiden Donald Trump memproyeksikan bahwa Apple, perusahaan teknologi raksasa, akan memindahkan sebagian produksi iPhone ke AS meskipun selama 18 tahun terakhir sebagian besar produk tersebut dibuat di China.

Rencana ini menimbulkan berbagai kendala, terutama terkait dengan rantai pasokan yang telah dibangun sejak tahun 1990-an di tanah Tiongkok.

Di tengah kebingungan ini, tarif sebesar 145% yang diberlakukan oleh Trump pada barang impor dari China semakin mempersulit kondisi bagi Apple untuk mengalihkan produksi.

Mendirikan pabrik baru di AS diprediksi akan memakan waktu beberapa tahun dan menghabiskan miliaran dolar AS.

Peningkatan harga produksi diperkirakan akan memaksa kenaikan harga jual iPhone secara signifikan, bahkan mencapai tiga kali lipat dari harga saat ini. Hal ini tentunya akan berimbas pada penurunan daya beli konsumen serta potensi penurunan penjualan di pasar global.

Analisis Rantai Pasokan di tengah Perang Dagang

Rantai pasokan yang telah kompleks dan mapan di China merupakan salah satu hambatan utama Apple.

Pabrik-pabrik pendukung, pemasok komponen, dan infrastruktur logistik yang terintegrasi memerlukan waktu untuk dikonversi atau dibangun ulang di AS.

Meski terdapat dorongan dari pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja dalam negeri, perubahan ini memerlukan perencanaan yang matang dan penyesuaian strategi bisnis yang tidak instan.

Prediksi Dampak Tarif Baru di Perang Dagang

Selain itu, tarif baru dan kebijakan perdagangan yang fluktuatif membuat prediksi dampak ekonomi menjadi sulit.

Meskipun saat ini Trump telah mengecualikan barang elektronik tertentu dari tarif timbal balik, masih ada kemungkinan diberlakukannya tarif baru di masa depan.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa jika produksi dipindahkan, harga iPhone yang telah mencapai US$ 1.000 bisa melonjak drastis, berdampak pada daya beli konsumen dan menurunkan nilai saham perusahaan.

Dalam konteks inilah, analisis mendalam dan strategi mitigasi risiko menjadi kunci agar Apple tetap kompetitif di pasar global.**

Exit mobile version