InternasionalUncategorized

Penyadapan Ungkap Night Hammer Ternyata Tak Seganas Dugaan

×

Penyadapan Ungkap Night Hammer Ternyata Tak Seganas Dugaan

Sebarkan artikel ini
Penyadapan Ungkap Night Hammer Ternyata Tak Seganas Dugaan
Penyadapan Ungkap Night Hammer Ternyata Tak Seganas Dugaan/(instagram)

PenaKu.ID – Amerika Serikat meluncurkan operasi “Night Hammer” pada dini hari 22 Juni 2025, menargetkan fasilitas nuklir Iran yang dianggap krusial.

Namun, laporan terbaru dari The Washington Post pada 29 Juni 2025 mengungkap bahwa dampak serangan ini jauh lebih ringan daripada klaim pemerintah Teheran.

Promo
Body Rafting

Paket Body Rafting Pangandaran

Serunya petualangan body rafting dengan harga mulai Rp 70.000. Mau!

pangandaranholidays.com

Pesan Sekarang

Para pejabat senior Iran yang disadap panggilannya oleh AS berspekulasi bahwa kerusakan yang terjadi tidak sebesar prediksi awal.

Informasi tersebut berasal dari empat sumber intelijen anonim yang mendengar diskusi internal saat Amerika memantau percakapan para pejabat Iran. Meskipun detail isi pembicaraan belum dibuka seluruhnya, temuan ini memancing pertanyaan besar: apakah klaim hancurnya program atom Iran benar‑benar akurat?

Analisis Hasil Penyadapan Night Hammer

Dalam rekaman itu, beberapa pejabat Iran mengungkap kebingungan mengapa serangan udara “Night Hammer” tidak memberi dampak signifikan, padahal kerusakan fasilitas konversi logam nuklir seharusnya memukul industri atom mereka.

Dugaan terparah yang beredar hanya menyebabkan mundurnya program selama beberapa bulan, bukan puluhan tahun seperti yang diklaim Presiden Trump.

Kaitan Implikasi Strategi Intelijen AS dan Night Hammer

Operasi penyadapan dan analisis percakapan ini menunjukkan keunggulan intelijen sinergis antara sinyal dan sumber terbuka.

Meskipun Presiden AS menegaskan keberhasilan “Night Hammer” hingga meruntuhkan program nuklir Iran puluhan tahun, badan intelijen AS sendiri menyatakan bahwa panggilan telepon hanyalah potongan kecil dari penilaian menyeluruh yang dibangun dari berbagai data, satelit, dan laporan lapangan.

Dengan temuan ini, publik dan pemerhati keamanan internasional sekarang mempertanyakan akurasi klaim destruktif operasi udara AS, sekaligus menyoroti pentingnya verifikasi bukti sebelum mengumbar narasi kemenangan militer.**