PenaSosial

Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di KBB Turun

Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di KBB Turun
Ilustrasi (istock)

PenaKu.IDJumlah kasus kekerasan anak dan perempuan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun 2023 lalu.

Berdasarkan catatan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KBB, jumlah kasus kekerasan anak dan perempuan dari Januari-Juni 2024 sebanyak 19 kasus.

“Dari Januari hingga Juni 2024, kasus kekerasan pada anak dan perempuan menurun. Waktu tahun 2023 kemarin, jumlah kasusnya cukup tinggi dari Januari-Juni saja sudah terjadi lebih dari 30 kasus,” kata Kabid Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) DP2KBP3A KBB, Rini Haryani Jum’at (28/6/2024).

Sejak Januari-Juni 2024, Rini menjelaskan bahwa ada 13 kasus kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap perempuan 6 kasus, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 7 kasus dan perdagangan manusia (trafficking) 2 kasus.

Sedangkan tahun 2023 lalu, ada 33 kasus kekerasan terhadap anak , kekerasan terhadap perempuan 15 kasus, KDRT 16 kasus dan perdagangan manusia 0 (nihil).

“Total 64 kasus itu kejadiannya di sepanjang tahun 2023. Dari Januari sampai dengan Desember tahun 2023 lalu,” jelas Rini.

Layanan Aduan kasus kekerasan anak dan perempuan

Ia pun menutukan, pihaknya selalu menyediakan layanan pendampingan bagi para korban kekerasan yang terjadi wilayah Kabupaten Bandung Barat.

“Baik itu pendampingan psychis korban maupun pendampingan proses hukim para korban kekerasan,” tuturnya.

Selama ini pun pihaknya berupaya keras untuk memberikan pendampingan. Terutama kasus yang menimpa anak, pihaknya memberikan pendampingan baik terhadap korban, pelaku maupun saksi.

Terbaru pada kasus dugaan perundungan yang terjadi pada siswi salah satu sekolah di wilayah Kecamatan Parongpong.

Pihaknya melakukan pendampingan pada keluarga korban. Namun kasusnya saat ini sudah ditangani DP2AKB Provinsi Jabar.

Selain pihak keluarga korban, pihaknya juga siap melakukan pendampingan terhadap siswi terduga. Namun karena kasusnya sudah ditangani Jabar, maka hal itupun ia serahkan pada Jabar.

“Sudah ditangani DP2AKB Provinsi Jabar, jadi kelanjutannya oleh DP2AKB Provinsj Jabar juga,” pungkasnya.

***

Exit mobile version