PenaKu.ID – Isu akan dibangunnya kereta gantung (cable car), upaya mengatasi kemacetan di jalur Puncak Bogor oleh pemerintah, mendapatkan kritikan pedas dari berbagai kalangan dan dinilai bukan solusi yang efektif atasi kemacetan.
Dikabarkan di beberapa pemberitaan media massa. Bahwa pemerintah akan membangun kereta gantung upaya mengatasi kemacetan di jalur Puncak Bogor.
Hal itu, disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno dan Direktur Pengembangan Destinasi 1 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sri Utari Widyastuti pada hari Selasa (17/9/2024)
“Sudah (ada investor) dan sudah presentasi investornya, investornya (dari) Indonesia, nanti mungkin bekerja sama dengan pihak lain,” mengutip kata Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, di media Kompas.com pada hari Selasa (17/9/2024).
“Cable car untuk di daerah Puncak Bogor ini kami sedang jajaki juga, dan Insyaallah minggu depan ini kami akan berkoordinasi dengan para mitra terkait dan juga para stakeholders,” mengutip kata Kemenparekraf Sri Utari Widyastuti, di media Kompas.com pada Selasa (17/9/2024).
Menanggapi hal itu, salah satu tokoh aktivis sekaligus Ketua Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Kabupaten Bogor, Jonny Sirait, ia mempertanyakan jika kereta gantung direalisasikan untuk mengatasi kemacetan akan efektif.
“Tentunya saya menyambut rencana tersebut. Dan pasti rencana itu sudah diperhitungkan secara matang oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun sejatinya dipastikan apakah kereta gantung ini benar-benar efektif atau justru menambah kemacetan,” ucap Jonny Sirait kepada PenaKu.ID, Kamis (19/9/024).
Kereta Gantung Wahana Pariwisata
Menurut Jonny Sirait, kereta gantung bukan lebih kepada solusi mengatasi kemacetan, melainkan bentuk pariwisata baru yang akan mengundang masyarakat untuk datang ke Puncak demi mencoba kereta gantung.
“Ini (kereta gantung, red) lebih kepada pariwisata ya. Sebelum jauh pada risiko keselamatan penggunanya, saya ingin menyampikan bahwa itu bukan solusi terbaik karena justru akan mengundang keramaian. Jadi perlu dikaji ulang,” ungkapnya.
Solusi lain yang perlu dipertimbangkan, yakni seperti dibangunnya semacam flyover dengan kapasitas besar di Kawasan Puncak.
Menurutnya, flyover menjadi solusi yang sudah teruji dilakukan di beberapa kota besar, seperti Kota Bandung.
“Ridwan Kamil sukses menekan angka kemacetan di kawasan Antapani Bandung dengan membangun flyover yang ikonik dengan tampilan penuh seni. Dan terbukti kawasan Antapani tidak lagi macet. Nah saya kira flyover ini bisa jadi solusi terbaik,” kata Jonny.
Ia menuturkan, apa pun solusinya, keputusan tersebut benar-benar bermanfaat dan efektif, mengingat kemacetan di Kawasan Puncak segera membutuhkan solusi.
“Kalau memang tema-nya pariwisata, saya sepakat dengan kereta gantung itu. Tapi kalau bukan, membuat jalan tol atau flyover mungkin solusi terbaik,” tegasnya.
Jonny Sirait mengungkapkan, rencana pembangunan kereta gantung akan melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) bersama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan WIKA. Serta proyek tersebut akan menelan banyak anggaran negara.
“Jangan sampai proyeknya putus di tengah jalan. Juga perlu pengawasan ketat serta melibatkan masyarakat sekitar dalam pengerjaannya. Selain itu, keberadaan kereta gantung juga harus bisa mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bogor,” ujar Ketua GMPK Kabupaten Bogor.
***