Ekonomi

Harga Minyak Dunia Jatuh Lagi: Kekhawatiran Pasokan Global Menekan Pasar

Harga Minyak Dunia Jatuh Lagi: Kekhawatiran Pasokan Global Menekan Pasar
Harga Minyak Dunia Jatuh Lagi: Kekhawatiran Pasokan Global Menekan Pasar/(pixabay)

PenaKu.ID – Harga minyak mentah dunia kembali mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (11/11/2025). Pelemahan ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan (oversupply) global, yang menutupi sentimen positif lainnya di sektor energi.

Hingga pukul 09.55 WIB 11/8, data Refinitiv mencatat harga minyak acuan global, Brent, terkoreksi 0,28% menjadi US$63,88 per barel. Serupa dengan itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) asal Amerika Serikat juga turun 0,32% ke level US$59,94 per barel. Penurunan ini memperpanjang tren negatif setelah sempat menguat tipis di akhir pekan sebelumnya.

Faktor Penekan Harga Minyak dari Sisi Suplai

Tekanan jual muncul meskipun ada optimisme terkait potensi berakhirnya penutupan sebagian pemerintahan (shutdown) di Amerika Serikat. Harapan pasar tersebut tidak cukup kuat untuk melawan fundamental suplai yang terus menunjukkan peningkatan.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan aliansinya (OPEC+) memutuskan untuk tetap menaikkan target produksi di bulan Desember sebesar 137.000 barel per hari. Meskipun kelompok ini menunda rencana kenaikan lebih lanjut untuk kuartal pertama tahun depan demi stabilitas, peningkatan produksi yang sudah terjadwal tetap menambah volume pasokan di pasar.

Ketidakpastian Harga Minyak dan Permintaan Asia

Di sisi lain, sanksi baru AS terhadap raksasa energi Rusia, Rosneft dan Lukoil, menambah ketidakpastian. Laporan Reuters menyebut Lukoil telah mengumumkan force majeure di salah satu ladang minyaknya di Irak, sementara Bulgaria bersiap mengambil alih kilang milik perusahaan tersebut.

Sementara itu, permintaan dari Asia, khususnya China, menunjukkan pelemahan. Volume minyak yang disimpan di kapal tanker dilaporkan melonjak dua kali lipat, mencerminkan lemahnya serapan kilang independen China akibat kuota impor yang terbatas. Kondisi ini memaksa kilang Asia beralih ke pasokan dari Timur Tengah dan Afrika, namun belum cukup untuk mengangkat harga.**

Exit mobile version