PenaKu.ID – Gunung Semeru di Jawa Timur masih mempertahankan status Level IV (Awas) menyusul laporan terbaru dari PVMBG. Meskipun aktivitas visual fluktuatif, erupsi eksplosif skala kecil-menengah dari Kawah Jonggring Seloko terus berlangsung.
Gunung Semeru mengalami 11 kali letusan dengan asap setinggi 300-1000 meter ke utara, tenggara, dan barat daya, kapan teramati? Selama periode 26-27 November 2025 PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM.
Data Kegempaan dan Deformasi Stabil Gunung Semeru
Data kegempaan menunjukkan aktivitas masih tinggi dengan tercatat 251 kali Gempa Letusan dan 11 kali Gempa Guguran. Mengapa aktivitasnya tinggi? Ini mengindikasikan suplai material dari bawah permukaan.
Namun, pemantauan deformasi melalui Tiltmeter dan GPS menunjukkan pola yang relatif stabil, bagaimana ini diinterpretasikan? Ini menunjukkan tekanan di bagian dalam tubuh gunung api tidak mengalami peningkatan signifikan pasca-erupsi besar 19 November 2025.
Rekomendasi Zona Bahaya Gunung Semeru
Meskipun pola relatif stabil, PVMBG menegaskan bahaya letusan dangkal dan guguran lava masih tinggi.
Ancaman lahar hujan memicu letusan sekunder di jalur Besuk Kobokan.
Masyarakat dan wisatawan dilarang beraktivitas sejauh 20 km di sepanjang Besuk Kobokan, dan 8 km dari kawah/puncak karena risiko lontaran batu pijar.**
