PenaKu.ID – Miliarder CEO Tesla, Elon Musk, melayangkan kritik pedas terhadap Rancangan Undang‑Undang (RUU) belanja dan pajak yang diusung Presiden Trump.
Dalam unggahan di platform X, Musk memperingatkan bahwa kebijakan ini akan mendorong Amerika Serikat masuk ke “perbudakan utang” dengan penambahan plafon hingga US$ 5 triliun.
Implikasi Defisit dan Utang Terbesar menurut Elon Musk
Berdasarkan proyeksi Kongres (CBO), RUU kombinasi pemotongan pajak dan belanja federal ini berpotensi menambah defisit hingga US$ 2,5 triliun.
Musk menilai lonjakan utang sebesar US$ 5 triliun—yang disebut Trump sebagai “One Big Beautiful Bill”—justru memperburuk kondisi fiskal jangka panjang, bukan mengurangi beban anggaran.
Risiko Gagal Bayar Tanggapan Elon Musk
Para analis fiskal memperingatkan kemungkinan gagal bayar (default) seandainya Kongres gagal menaikkan plafon utang sebelum Agustus 2025.
Musk mendesak transparansi dan reformasi struktural, menegaskan bahwa memperpanjang utang tanpa perubahan mendasar sama saja “menggadaikan masa depan anak cucu demi kemenangan politik sesaat.”
Isu plafon utang dan defisit kembali memanas di Washington, menciptakan gesekan antarpartai.
Seruan Elon Musk menambah tekanan publik agar para pemimpin bertanggung jawab dalam merancang kebijakan ekonomi yang berkelanjutan.**