PenaKu.ID – Sebanyak 116.880 anak menjadi sasaran capaian imunisasi anak pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tingkat Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada 2022.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan, capaian imunisasi anak tersebut sejalan dengan pemberian imunisasi secara serentak setiap Agustus.
“Hari ini kita kick-off bulan imunisasi anak nasional. Mudah-mudahan saja, target kita sebanyak 116.880 anak yang diimunisasi secara serentak tingkat KBB bisa terkejar,” katanya saat ditemui di Ngamprah, Rabu (3/8/22).
Ia menilai, imunisasi anak ini sangat penting bagi pertumbuhan mereka ke depan. Anak-anak atau balita ini nantinya akan menjadi tulang punggung negara ke depannya.
Oleh sebab itu, pemerintah mempersiapkan fisik dan mental mereka sejak dini. Hal itu agar mereka menjadi manusia yang tangguh serta memeiliki kecerdasan tinggi.
“Balita yang sehat menjadi modal pemerintah, menuju Indonesia emas pada tahun 2045. KBB sendiri memiliki mimpi menuju Bandung Barat Ekonomi Kuat 2030,” ujarnya.
Ia pun menambahkan, hal ini merupakan salah satu sasaran pembangunan dalam rang meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Dengan memperhatikan gizi ibu dan anak.
“Ini salah satu sasaran pembangunan kita yaitu bagaimana kita meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Tentunya, kita harus memperhatikan status gizi ibu dan anak supaya semakin baik,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Eisenhower Sitanggang menjelaskan, imunisasi ini secara serentak dilaksanakan di 2.323 Posyandu yang tersebar di 16 kecamatan yang meliputi 165 desa di KBB.
“Jenis imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit antara lain polio, dipteri, tetanus atau meningitis. Kalau imunisasi polio diberikan pada anak dengan cara ditetesin ke lidahnya,” jelasnya.
Meski demikian, Ia tidak menampik jika saat ini masih ada orang tua yang menolak anaknya diimunisasi dengan berbagai alasan.Padahal, ia menilai bahwa pencegahan lebih bagus dari pada pengobatan.
“Jika pemerintah tidak mengupayakan pencegahan, maka jumlah mortalitas jumlah kesakitan dan kematian akan meningkat,” ujarnya.
Untuk memberikan pemahaman, lebih lanjut dia, terkait pentingnya pemberian imunisasi pada anak, Dinkes KBB menggandeng para ulama dan tokoh masyarakat agar bisa membantu memberikan penjelasan.
“Tenaga kesehatan (nakes) saja tidak bisa memberikan ajakan pada masyarakat dalam memberikan pemahaman pada masyarakat. Tapi perli peran semua pihak, agar sosialisasi pentingnya memberikan imunisasi bisa diterima mereka,” paparnya.
Biasanya, menurut dia, pemberian pemahaman tentang hal tersebut lebih mudah disampaikan oleh orang-orang dekatnya.
“Memang itu masih menjadi PR kita juga. Tapi kita dibantu oleh MUI dan Kemenag (memberikan pemahaman pada masyarakat),” pungkasnya.
**