Pendidikan

Kebijakan Jam Malam Pelajar Dedi Mulyadi Dinilai Tak Sentuh Akar Masalah

×

Kebijakan Jam Malam Pelajar Dedi Mulyadi Dinilai Tak Sentuh Akar Masalah

Sebarkan artikel ini
Kebijakan Jam Malam Pelajar Dedi Mulyadi Dinilai Tak Sentuh Akar Masalah
Kebijakan Jam Malam Pelajar Dedi Mulyadi Dinilai Tak Sentuh Akar Masalah

PenaKu.ID – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali mengeluarkan kebijakan kontroversial melalui Surat Edaran Nomor 51/PA.03/DISDIK tentang Penerapan Jam Malam bagi Peserta Didik. 

Surat edaran Dedi Mulyadi ini bertujuan membentuk generasi Panca Waluya—yakni generasi yang cageur, bageur, bener, pinter, tur singer—demi mewujudkan Jawa Barat Istimewa.

Promo
Body Rafting

Paket Body Rafting Pangandaran

Serunya petualangan body rafting dengan harga mulai Rp 70.000. Mau!

pangandaranholidays.com

Pesan Sekarang

Namun, kebijakan tersebut menuai kritik dari pengamat politik dan kebijakan publik, Yusfitriadi, yang juga merupakan Founder Lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus). Ia menilai kebijakan tersebut hanya menyentuh permukaan persoalan atau berada di level hilir, tanpa menyentuh akar masalah di hulu dan tengah.

Kebijakan Dedi Mulyadi Hanya Penangana di Hilir

“Sebetulnya beberapa kebijakan yang digerakkan oleh Gubernur Jawa Barat itu lebih kepada penanganan berbagai macam permasalahan di hilir,” ujar Yusfitriadi melalui pesan WhatsApp kepada PenaKu.ID, Rabu (28/5/2025).

“Sedangkan di hulu dan tengahnya itu terkadang tidak ditangani. Kalau penanganannya hanya di hilir, maka tidak akan pernah bisa menyelesaikan berbagai masalah secara optimal,” lanjutnya.

Yusfitriadi mencontohkan, dalam konteks Surat Edaran tentang penerapan jam malam, kebijakan tersebut masih sebatas solusi hilir. Ia meragukan efektivitas kebijakan tersebut dalam era transformasi digital yang masif saat ini.

“Padahal dalam konteks transformasi digital yang begitu masif, itu tidak akan efektif. Yang seharusnya lebih dikuatkan adalah penanganan masalah-masalah pendidikan secara menyeluruh,” jelasnya.

Menurutnya, saat ini dunia pendidikan tengah menghadapi persoalan yang lebih mendalam seperti etika, moral, karakter, dan ideologi bangsa.

“Permasalahan-permasalahan itu tidak mungkin bisa diselesaikan hanya dengan solusi di hilir, tapi harus kuat di hulunya,” tegas Yusfitriadi.

Ia menyarankan agar permasalahan tersebut diselesaikan mulai dari lingkungan guru, kepala sekolah, dan juga keluarga di rumah. Menurutnya, nilai-nilai etika dan moral harus ditanamkan melalui sistem yang lebih menyeluruh.

4 Masalah yang Harus Diselesaikan Dedi Mulyadi

“Misalnya, bagaimana menghadirkan pendidikan etika, moral, karakter, dan ideologi bangsa kepada guru, kepala sekolah, serta dalam lingkungan pendidikan, termasuk rumah,” tambahnya.

Lebih jauh, Yusfitriadi mempertanyakan efektivitas implementasi surat edaran tersebut.

“Apakah kemudian mereka (pelajar) tidak bermain HP yang menimbulkan permasalahan di rumah? Apakah itu juga menjamin pelajar tidak berkumpul dengan teman-temannya di satu rumah?” tanyanya.

“Apakah justru tidak membuat anak-anak sekolah sembunyi-sembunyi?” sambungnya.

Sebagai penutup, Yusfitriadi menekankan pentingnya merancang solusi secara menyeluruh dan sistematis.

“Pemerintah harus memikirkan desain besar—grand design—pendidikan yang mampu menghadirkan solusi terhadap masalah etika, moral, karakter, dan ideologi bangsa,” pungkasnya.**