PenaPeristiwa

Teten Taupik Ngambang di Sungai Gegerkan Warga Cianjur

Teten Taupik Ngambang di Sungai Cihea Gegerkan Warga Cianjur
Warga evakuasi jasad Teten Taupik

PenaKu.ID – Warga geger jasad Teten Taupik (22) warga Kampung Tangkolo, RT 01/03, Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (03/01/24) sekitar pukul 13,30 WIB ditemukan mengambang tersangkut bebatuan di tengah Sungai Cihea tepatnya di Kampung Pangkalan, RT 03/05, Desa Cihea.

Teten Taupik diduga akibat terpeleset ketika hendak mandi di Sungai Cihea dan ia pun memiliki riwayat penyakit ayan. Saat itu pula jasad korban dibawa ke rumah duka untuk dimakan di tempat pemakaman umum milik warga.

Kasi trantib Desa Cihea Deni (50) menerangkan, pihak desa mengenai adanya korban tenggelam atas dasar adanya warga yang lapor ke Desa Cihea, setelah dilihat dari dekat ternya benar adanya bahwa di tengah sungai Cihea terlihat jelas bahwa jasad Teten Taupik ngambang di sela bebatuan.

Saat itu pula pihaknya bersama kepala desa dan aparat desa lainnya langsung melaporkannya kepada Polsek Bojongpicung, tak lama jajaran Polres Bojongpicung yang dibarengi ahli medis dari puskesmas terdekat tiba di lokasi.

Jasad Teten Taupik Langsung Diperiksa Medis

Setelah jasad korban dievakuasi ke darat, bagian tubuh korban langsung diperiksa ahli medis disaksikan jajaran Polsek Bojongpicung, Kepala Desa Cihea dan pihak keluarga korban, hasil pemeriksaan dinyatakan korban meningal dunia akibat kecelakaan dan tidak ditemukan adanya bekas penganiayaan.

“Pihak keluarga menolak untuk diautopsi karena meninggal dunianya korban akibat kepeleset dan memiliki riwayat penyakit ayan (epilepsi) dan sudah merasakan takdir Illahi tak lama korban dimakamkan di tempat pemakaman umum milik warga setempat,” ucap Deni.

Sementara itu, porang tua korban Rahmat (53) menambahkan, memang benar adanya bahwa korban Teten Taupik itu anak yang ke 2 dari 7 bersaudara, namun korban sejak kecil sudah memiliki riwayat penyakit epilepsi dan berjalan kakinya kurang normal (sempoyongan).

“Kami mohon maaf pada Pak Polisi dan pak kades bahwa jasad Teten jangan dioutopsi, karena pihak keluarga sudah ikhlas, sadar bahwa kematian anak saya sudah takdir Illahi,” pungkasnya.

***

Exit mobile version