PenaKu.ID – Minimnya literasi digital serta kurangnya pemahaman mahasiswa mengenai penggunaan teknologi secara efektif, khususnya cara mengakses informasi politik dan memverifikasi informasi di media sosial menjadi permasalahan serius.
Kesenjangan digital ini mengharuskan setiap orang mampu mengelola sumber daya digital secara mandiri, baik untuk pengawasan kebijakan publik maupun dalam proyek-proyek sosial berbasis teknologi.
“Mahasiswa idealnya bisa mengembangkan keterampilan penting untuk mengenali hoaks, menjaga privasi online, dan menggunakan teknologi secara produktif dalam konteks demokrasi,” ujar dosen Telkom University (Tel-U), Adi Bayu Mahadian, Ph.D saat memberikan materi dalam kegiatan Pemanfaatan Teknologi dan Media Digital untuk Mewujudkan Demokrasi yang Partisipatif dan Inklusif di Indonesia, belum lama ini.
Mahasiswa Harus Memiliki Kecakapan Akses Informasi
Dalam kegiatan tersebut, Telkom University kolaborasi dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) berkomitmen mencetak pemimpin yang peka sosial, memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi pelajar dalam mempelajari penggunaan teknologi digital sebagai alat untuk meningkatkan partisipasi dalam demokrasi.
Menurut Adi, pelajar idealnya diberdayakan menjadi agen perubahan yang menyebarkan informasi akurat dan berbasis fakta di masyarakat, yang pada gilirannya dapat mengurangi penyebaran disinformasi yang merugikan demokrasi.
Ia mengatakan pelajar wajib memiliki kecapakan dalam mengakses informasi politik dan memverifikasi informaasi di media sosial untuk mengenali hoaks serta menyebarkan informasi yang akurat.
“Kolaborasi yang terjalin antara mahasiswa, lembaga masyarakat sipil, dan instansi pemerintah dapat memberikan peningkatan pemahaman mahasiswa mengenai tantangan yang dihadapi masyarakat, mendorong mereka untuk terlibat lebih dalam dalam aktivitas politik dan sosial,” ujar Adi.
Ikuti dan Update Berita dari PenaKu.ID di Google News
**
