PenaKu.ID – Sopir Angkot di Kabupaten Bandung mendapat bantuan subsidi BBM dari pemerintah daerah setempat di SPBU Cipetri Soreang Kabupaten Bandung Jawa Barat pada Rabu (28/09/22).
Jumlah Sopir Angkot di Kabupaten Bandung yang bakal mendapatkan bantuan BBM tersebut terdiri dari 2.847 kendaraan dengan rincian bakhan bakar pertralite diberikan kepada 2.721 kendaraan. Sementra untuk bahan bakar solar diberikan kepada 126 kendaraan.
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung menyebut jumlah trayek yang mendapat subsidi BBM sebanyak 58 trayek dengan rincian untuk trayek lokal sebanyak 41 trayek, trayek perbatasan sebanyak 16 trayek dan untuk angkutan kawasan tertentu sebanyak 1 trayek.
Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna mengatakan bantuan subsidi BBM untuk para Sopir Angkot di Kabupaten tersebut merupakan motivasi dan semangat bagi para sopir.
“Mereka berasal dari 58 Rayon atau trayek di Kabupaten Bandung dan satu bulannya akan diberikan 35 liter kali tiga bulan, jadi hampir 105 liter, Ini diberikan gratis untuk para angkot yang ada di Kabupaten Bandung,” kata Dadang Supriatna di SPBU Cipetir Soreang Kabupaten Bandung, Rabu (28/9/2022).
Dadang berharap dengan adanya bantuan tersebut bisa membantu kesulitan para pengusaha angkot dan para Sopir Angkot di Kabupaten Bandung
“Juga kepada para penumpang jangan khawatir, kami dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung akan selalu hadir untuk mengawasi bagaimana keberlangsungan, dan saya dengan Pak Kapolresta Bandung, Pak Dandim Kabupaten Bandung, para Kepala Dinas dan Dinas Perhubungan tentunya fokus untuk bagaimana mengimbangi inflasi,” katanya.
“Alhamdulillah, Kabupaten Bandung walaupun baru satu bulan, inflasi yang asalnya 4,94 persen, hari kemarin BI (Bank Indonesia) melaporkan dan menginformasikan bahwa Kabupaten Bandung saat ini inflasi berada di 4,1 persen,” imbuhnya.
DS sapaan akrab Dadang Supriatana juga mengucapkan terima kasih kepada semua masyarakat Kabupaten Bandung, atas dukungannya, selain kepada para Kepala OPD, para camat, kepala desa, RW, RT, semua pihak, sehingga inflasi ini bisa ditekan.
“Anggaran untuk pemberian subsidi BBM kepada para sopir angkot maupun para pengusaha angkot itu berasal dari pergeseran APBD Kabupaten Bandung,” sebutnya.
Bantuan Sopir Angkot di Kabupaten Bandung itu untuk menyikapi inflasi di Kabupaten Bandung sebesar Rp 22 miliar dari APBD Kabupaten Bandung.
“Kemudian kita dapat bonus karena hasil dari kinerja sama-sama, ada penambahan DID (Dana Insentif Daerah) Rp 8,9 miliar, kita gulirkan untuk menghadapi inflasi ini. Totalnya sekitar Rp 31 miliar,” katanya.
Selain pemberian bantuan subsidi BBM untuk para Sopir Angkot di Kabupaten Bandung, kata DS, juga melaksanakan OPM Bersubsidi yang sudah berjalan di 22 kecamatan sebanyak 24.800 KPM (Keluarga Penerima Manfaat).
“Harga sembakonya Rp160.000/paket, masyarakat hanya membayar Rp68.750/paket dan subsidi dari APBD Kabupaten Bandung sebesar Rp 91.250/paket,” katanya.
Kuota BMM untuk Sopir Angkot di Kabupaten Bandung
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Iman Irianto mengatakan, bantuan BBM untuk Sopir Angkot di Kabupaten Bandung tersebut adalah salah satu cara untuk menekan inflasi, utamanya pada sektor transportasi.
“Tujuannya adalah dalam rangka pengendalian tingkat inflasi di Kabupaten Bandung. Teknisnya, kami sudah mendata trayek lokal, yang menjadi kewenangan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung adalah 2.847 kendaraan yang tersebar di 58 trayek se-Kabupaten Bandung dari mulai Nagreg sampai Rancabali,” ujar Iman.
Menurutnya, masing-masing kendaraan akan menerima subsidi BBM per harinya sebanyak 5 liter selama tujuh hari, sehingga sebanyak 35 liter per bulan.
“35 liter itu untuk bulan Oktober, Nopember, dan Desember 2022. Khusus hari ini adalah launchingnya untuk melayani rekan-rekan pengemudi angkutan umum trayek Soreang Banjaran, lokasinya di SPBU Cipetir,” ucapnya.
Iman Irianto mengatakan, untuk pelaksanaan launching hari ini sebanyak 20 kendaraan yang dihadirkan.
“Dengan adanya pemberian subsidi ini adalah untuk meringankan biaya operasional kendaraan dari para pengemudi dan pengusaha angkutan umum,” katanya.
Dikatakan Imam Irianto, pihaknya bukan melakukan pendekatan kepada perorangannya, tapi pendekatan kepada kendaraan angkutan umumnya.
“SPBU-nya disesuaikan dengan lintasan masing-masing daerah. Contoh trayek Rancaekek, kita cari SPBU-nya di jalur Rancaekek itu,” katanya.
***