Ragam

Sebelum Jadi Kolak, Buah Ini Dipetik dengan Susah Payah

IMG 20210415 WA0019
pengrajin buah kolang-kaling asal kuningan jawa barat abah gatot (foto: mimbarakyat)

PenaKu.ID – Bulan puasa indentik dengan beragam menu berbuka dan sahur. Banyak makanan dan camilan untuk mengawali berbuka seperti takjil dan lain sebagainya. Salah satunya kolak. Kolak bisa disajikan dengan berbagai bahan makanan hingga buah.

Kolak umumnya disajikan dengan buah pisang, ubi jalar, buah labu bahkan buah kolang-kaling.

Namun, tahukah di antara buah di atas sebagai bahan kolak, ada salah satu buah yang tidak mudah untuk didapatkannya.

Salah seorang pengrajin buah kolang-kaling, Gatot (63) di Kuningan Jawa Barat membagikan kisahnya dalam menjajal bisnis menjual buah kolang-kaling di saat Ramadan.

“Saya mah sendiri saja, jalani usaha ini, karena ngga pada bisa metiknya, ya paling memberikan upah untuk yang bantuin ambil buahnya saja,” kata abah Gatot yang tinggal di Desa Ciasih, Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (17/4).

Ia membeberkan profesi sebagai pengolah dan pemetik buah aren, sangatlah jarang bahkan hampir tidak ada. Itu karena sangat sulit bila dilakukan oleh orang yang belum terbiasa.

Baca Juga:

“Karena harus punya keahlian khusus saat memanjat pohon aren, karena buahnya juga mengandung getah yang bikin gatal kulit, jadi tidak sembarangan memetik buah aren,” ungkapnya.

Bila pohon aren berbuah banyak, Gatot bisa mendapatkan satu mobil kolt penuh, dengan biaya sebesar Rp 100 ribu.

“Tapi kalau buahnya jarangnya mah paling Rp 25 ribu – Rp 50 ribu, dan pohonnya juga susah ditemui,” kata Gatot.

Menurut Gatot, harga grosir kolang-kaling di bulan puasa ini mencapai Rp 8.500/kg, sedangkan eceran sebesar Rp 10 ribu/kg.

“Tapi biasanya yang beli grosir tuh, belinya per kwintal, buat dijual lagi ke pasar – pasar. Seperti Pasar Darma, Kepuh, Baru, Kuningan,” terangnya.

Gatot mengatakan, usai distek, buah aren tersebut direbus dengan durasi sekitar 60 hingga 90 menit, setelah itu didinginkan, baru kemudian dikupas dan dibersihkan. Terakhir direndam dengan air, kolang – kaling seger ini, siap untuk dipasarkan.

Lanjut Gatot, supaya mendapatkan hasil yang baik beberap langkah harus diperhatikan sebelum buah kolang-kaling layak dikonsumsi.

“Caranya direndam dengan air, terus airnya diganti-ganti dicuci dari lendirnya, dengan direndam, kolang – kaling ini bisa membesar karena menyerap air juga, dan itu bisa tahan lama hingga satu minggu,” terangnya.

Kini Gatot dalam sehari mampu memproduksi hingga 50 kilogram kolang-kaling, dengan tiga kali rebusan.

“Biasanya satu kali ngerebus itu bisa sampai 20 kilogram, dan paling banyak sehari bisa produksi sampe 50 kg,” kata Gatot.

Jika sedang ramai, Ia pun bisa mendapatkan keuntungan Rp 150 ribu dalam sehari dan sudah dipotong upah buru.

Diketahui, harga kolang-kaling di pasaran kini berkisar di harga Rp18.000,-hingga Rp20.000,-

**Red

Exit mobile version