PenaKu.ID – Nilai tukar rupiah (IDR) harus kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan, Rabu (29/10/2025). Pelemahan ini terjadi di tengah sikap wait and see pasar menjelang pengumuman suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data Refinitiv, IDR ditutup melemah 0,06% ke level Rp16.610 per dolar AS. Rupiah sebenarnya sempat dibuka menguat tipis 0,03% di level Rp16.595/US$, namun gagal bertahan dan kembali menembus level psikologis Rp16.600/US$ seiring berjalannya perdagangan.
Pasar Menanti Keputusan FOMC jadi Penyebab Turunnya Rupiah?
Faktor utama yang menekan rupiah hari ini adalah penantian pasar terhadap hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed yang akan dirilis pada Kamis (30/10/2025) dini hari waktu Indonesia. Pelaku pasar global mengantisipasi keputusan penting terkait arah kebijakan moneter AS.
Pasar memperkirakan The Fed hampir pasti akan kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 3,75% – 4,00%. Jika terjadi, ini akan menjadi penurunan suku bunga kedua kalinya sepanjang tahun ini.
Ekspektasi Pasar dan Penguatan Indeks Dolar dan Rupiah
Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed didorong oleh data ekonomi AS yang melambat, terutama di pasar tenaga kerja, serta turunnya inflasi ke level 3,0% pada September, yang berada di bawah konsensus 3,1%. Keputusan ini diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi AS.
Meski The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga (yang seharusnya melemahkan dolar), Indeks Dolar AS (DXY) justru terpantau menguat 0,19% ke level 98,857 pada pukul 15.00 WIB. Penguatan DXY ini menjadi pembatas bagi rupiah.
Penguatan dolar ini disebut sebagai relief rally setelah tekanan jual berkepanjangan dan adanya sinyal positif kesepakatan dagang baru AS-China.**
