PenaOpini

Renungan Hari Raya Iduladha

Renungan Hari Raya Iduladha
Ilustrasi (pexel)

PenaKu.ID – Bismillah. Surat Al Kautsar (QS 108:3) di dalam Al-qur’an menyatakan tentang kenikmatan dari Allah yang diberikan kepada Rasulullah dan umatnya. Berikut Kutipan surat Al Kautsar:

1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak;
2. Maka laksanakanlah salat karena Tuhammu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah);
3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus dari Rahmat Allah.

Kalimat fasolli lirobbika wanhar mengandung arti “salatlah karena Tuhanmu”. Masih banyak umat Islam yang melaksanakan salatnya hanya karena ingin terlihat saleh, bukan karena Allah. Jika niat kita salat karena Alloh, maka dalam setiap helaan nafas ketika salat akan khusyu, karena kita saat itu berkomunikasi melalui bacaan dalam salat dengan pemilik kehidupan ini.

Kaitannya dengan ibadah kurban. Kaum Quraisy dulu menyembelih hewan bukan karena Allah tapi karena persembahan untuk patung atau berhala berhala. Maka Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail, anak kesayangan yang telah ditunggu kehadirannya selama puluhan tahun.

Di situ Allah menguji keimanan Nabiyullah, Ibrahim. Sebelum pisau menyentuh leher Ismail, Allah menggantinya dengan seekor domba.

Makna Kalimat lirrobika, ucapkan niat hanya karena Allah, dalam setiap rangkaian ibadah agar tidak menjadi perbuatan sia-sia. Baik dalam tata cara pelaksanaan ibadah keseharian maupun ketika berkurban.

Rasulullah SAW saat selesai melaksanan Iduladha, bersabda, “Siapa pun yang salat dan berkurban harus seperti yang Aku laksanakan”. Artinya melaksanakan tata cara beribadah wajib harus sesuai dengan syariat Islam.

Esensi Kurban di Hari Raya Iduladha

Ibadah kurban pada momen Iduladha tidak dilihat dari besar kecilnya hewan kurban, mahal tidaknya hewan tersebut, tapi esensinya adalah bentuk ketaatan dan ketakwaan pada Allah SWT. Dalam salah satu keterangan dikatakan, “Janganlah kamu menyembelih bukan karena nama Allah”, jika hal itu terjadi maka itu termasuk ke dalam perbuatan fasik.

Tata cara penyembelihan hewan kurban pada Iduladha harus mengikuti aturan yang ditentukan Allah SWT. Karena berkurban termasuk ibadah mahdoh, jadi pelaksanaanya harus sesuai aturan Islam, beda dengan ibadah ghoir mahdoh yang tatacara pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan yang bersangkutan, contohnya seperti nafkah suami pada istrinya.

Kenikmatan hidup, nafas, kesehatan, kesempatan berkumpul dengan keluarga, merupakan kenikmatan yang sering terlupakan dalam keseharian. Nikmat hidup yang kita miliki harus kita syukuri. Rejeki yang kita miliki sudah menjadi hak dan ketentuan dari Allah.

Maka, Seperti dalam Ar Rahman dikatakan .. fabiayyi alaairobbikuma tukadzdzibaan, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.

Ikhwanul muslimin, kelak anggota tubuh maupun lisan kita akan bersaksi di Yaumil Akhir, pada saat itu mulut kita terkunci. Begitu tubuh ini dimatikan, ruh diambil oleh Malaikat Maut. Dinginnya tanah di alam kubur berteman gelap, di situ kita akan menyesali betapa hidup di dunia sangat berharga dan itu tidak akan kembali.

Maka syukuri hidup ini agar kita bisa menjalankan salat dan beribadah sebaik mungkin.

*Opini: Koordinator Wilayah PenaKu.ID

Exit mobile version