PenaPolitik

Pertemuan Anies-Gibran, Begini Kata Pengamat

Pertemuan Anies-Gibran, Begini Kata Pengamat
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago

PenaKu.ID – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bertemu dengan Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka pada Selasa (15/11/22) lalu.

Pertemuan Anies-Gibran ini mengejutkan banyak pihak, karena banyak yang menganggap Anies dan Jokowi selalu bersebrangan, sehingga pertemuan Anies-Gibran secara tidak langsung ada narasi baru yang terbentuk.

Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago membaca ada beberapa efek politik terhadap pertemuan Anies-Gibran ini.

Pertama, kata Arifki, Anies diuntungkan dengan narasi yang berkembang bahwa Jokowi tidak mendukungnya maju sebagai capres di tahun 2024. Pertemuan Anies dengan Gibran memberikan efek positif terhadap Anies, terutama di daerah-daerah yang selama ini menjadi basis Jokowi.

Kedua, Gibran juga mendapatkan keuntungan atas pertemuannya dengan Anies untuk langkah politiknya jika ingin maju di Pilgub DKI Jakarta tahun 2024. Kursi Gubernur DKI Jakarta tentu menarik bagi Gibran, selain ini mengikuti jejak Jokowi di tahun 2012, menjadi Gubernur DKI Jakarta mempermudahnya untuk memperkenalkan diri ke publik secara luas.

“Anies tentu ingin melanjutkan kepemimpinan Jokowi, begitu pun Gibran tentu menjadi Gubernur DKI Jakarta posisi yang menarik. Selain itu, ikut langkah politik Jokowi sebelum menjadi presiden patut di pertimbangkan Gibran. Pertemuan Anies dan Gibran secara personal branding dan langkah politik ini sama-sama memberikan keuntungan,” demikian ungkap Arifki melalui keterangan resmi.

Ia memandang pertemuan Anies-Gibran ini tidak bisa dilihat dari pendukung Jokowi dan Anies. Secara politik, Jokowi tentu sulit berada di dalam posisi Gibran karena beberapa orang menterinya juga berkeinginan maju sebagai capres. Kepentingan Jokowi tentu berada kepada figur yang mampu melanjutkan warisan program dan kebijakan yang ditinggalkannya. Sedangkan Gibran tentu berpikir berbagai alternatif untuk mempersiapkan diri untuk langkah-langkah politik selanjutnya, salah satunya maju sebagi Cagub DKI Jakarta di tahun 2024.

Ia menuturkan, Gibran tentu juga memikirkan berbagai kemungkinan di tahun 2024. Pertama, partai yang akan mendukung maju sebagai cagub, baik di Jakarta atau di Jateng.

Pertemuan Anies-Gibran untuk Masa Depan Politik

Arifki menilai kemungkinan itu tentu wajar dipikirkan bagi seorang politisi, saat Jokowi tidak lagi menjadi presiden tentu banyak berbagai kemungkinan yang terjadi, salah satunya sikap pemilih dan dukungan parpol. Kedua, jika target Gibran maju sebagai cagub DKI Jakarta tentu masih wajar ia membangun komunikasi dengan Anies.

Ia mengumpamakan sama halnya dekat kedekatan Gibran dengan Ganjar jika target yang ingin dicapai adalah Gubernur Jawa Tengah. Namun, secara medan politik, DKI Jakarta tentu memiliki tantangan sendiri bagi Gibran jika ingin mengikuti langkah Jokowi.

“Anies dan Gibran tentu membaca masa depannya, sehingga sulit mengkaitkan sikap politik Gibran dan Jokowi di Pilpres 2024. Masa jabatan Jokowi selesai di tahun itu, sedangkan Gibran mempersiapkan diri untuk langkah politik selanjutnya. Makanya, Anies dan Gibran sama-sama bahagia dengan pertemuan itu, karena saling mendapatkan keuntungan politik,“ tutup dia.

***

Exit mobile version