PenaKu.ID – Tim SAR gabungan di Ngawi, Jawa Timur, di hari ke dua ini melanjutkan pencarian keberadaan Didik Nugroho, 28 tahun, Sabtu (16/3/2024). Korban diduga terpeleset dan hanyut saat mandi di bibir Sungai Bengawan Madiun sehari sebelumnya, Jumat (15/3/2024).
Direncanakan, Tim SAR gabungan menyisir aliran Sungai Bengawan Madiun menggunakan dua unit perahu karet. Para petugas pencarian dan penyelamatan akan menyusuri perairan sampai persimpangan aliran Sungai Bengawan Solo, berjarak lebih dari 10 kilo meter (maps, 21 kilo meter jalur air).
“Belum ketemu, Mas. Masih dalam pencarian. Sementara kita sisir sampai wilayah Ngawi Purba. Sesuai maps, jaraknya sekitar 21 kilometer jalur air,” kata Sutikno, salah seorang personel Tim SAR, kepada jurnalis.
Pencarian dilakukan Tim SAR gabungan, mulai dari titik diduga lenyapnya korban yang tak jauh dari tempat tinggalnya, bibir Sungai Bengawan Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Ngawi.
Mereka bergerak ke arah muara sungai dengan peralatan lengkap, mengingat bengawan sedang banjir, menuju wilayah Ngawi Purba yang berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro.
Sampai pukul 11.30, personel yang terlibat upaya pencarian belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Tim pencari korban terus membelah titik demi titik perairan dalam upaya menemukannya.
“Masih nihil hingga siang ini, Mas. Iya, memang belum ketemu,” sebut Sutikno yang dibenarkan Dimas, personel kebencanaan lainnya.
Para petugas yang terlibat pencarian korban antara lain dari unsur BPBD, Basarnas, Damkar, PMI, TNI, Polri, Ngawi rescue, SAR MTA dan sejumlah relawan kemanusiaan lainnya.
Kronologis Hanyutnya Didik Nugroho di Sungai Bengawan
Sehari sebelumnya (Jumat 15/3/2024), korban, Didik Nugroho, warga Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Ngawi, sekira pukul 11.00 diduga sedang mandi di bibir Bengawan Madiun, tak jauh dari rumahnya.
Berselang 30 menit kemudian, Suyatno, salah seorang perangkat desa setempat, menemukan sejumlah perlengkapan yang diduga milik korban. Perlengkapan yang tegeletak di bibir bengawan itu antara lain baju, celana dan sabun.
“Lantaran pemiliknya tidak ada. Sedangkan barang-barangnya ada, maka perangkat desa dan keluarga korban langsung melaporkan ke pihak berwenang,” kata sumber di BPBD setempat.
Aparat kepolisian setempat sesaat setelah kejadian langsung memasang garis polisi di sekitar lokasi kejadian.
Pihak keluarga hingga kini masih menunggu upaya yang dilakukan para pencari korban. Keluarga berharap, korban segera dapat ditemukan.
Aparat keamanan setempat menghimbau, masyarakat agar waspada terhadap segala kemungkinan buruk terkait dampak musim penghujan.
**