PenaRagam

Omzet Penjual Terompet dan Kembang Api di Cianjur Menurun

Omzet Penjual Terompet dan Kembang Api di Cianjur Menurun
Omzet Penjual Terompet dan Kembang Api di Cianjur Menurun

PenaKu.IDPenjual terompet dan kembang api di Cianjur Jawa Barat yang berjejer di pinggir Jalan Raya Ciranjang – Bandung – Sukabumi mengeluh akibat omzet jualannya mengalami penurunan yang signifikan.

Tak tangung-tanggung penurunan penjual terompet dan kembang api di Cianjur tersebut hingga mencapai 75 – 90 persen  dibandung tahun lalu.

Menurunnya omzet penjualan terompet dan kembang api di Cianjur itu diduga akibat adanya musim paceklik atau sulit ekonomi akibat kemarau panjang yang berimbas menurunnya daya beli Masyarakat.

Salah seorang penjualan terompet dan kembang api di Cianjur Asep Suherman yang akrab disapa Asep Balon (57) menerangkan, pihaknya mengaku kesehariannya menjual balon, sedangkan untuk jualan terompet itu hanya ketika akan pergantian tahun saja.

Ia mengaku omzet dari jualan terompet dan kembang api tak seramai tahun lalu. Biasanya di hari H, pihaknya sudah mengantongi pengasilan belasan juta rupiah.

“Saya sudah cukup lama jualan balon dan jualan terompet jika menjelang tahun baru, namun omzet penjualan terompet serang kurang bagus dan menurun drastis dibanding tahun lalu, sekarang baru dapat duit sekitar Rp 870 ribu, biasanya menjelang malam tahun baru sudah mendapatkan omzet Rp 12 juta,” ucapnya kepada awak media, Minggu (31/12/23).

Penjual Terompet dan Kembang Api di Cianjur Gigit Jari

Tak hanya Asep, hal serupa juga menimpa Yeni (45) yang berjualan kembang api.

Yeni mengatakan dirinya biasa menjual kembang api jika menjelang lebaran dan tahun baru dan omzetnya pun biasanya cukup menggembirakan. Namun, menjelang pergantian malam tahun baru 2024, dirinya mengaku omzet jualannya menukik tajam hingga 75 persen.

“Sepertinya pembeli kembang api sejak mau lebaran kemarin turun dan yang lebih parah lagi menjelang pergantian tahun sekarang 2024. Pada pergantian tahun 2023 mampu mendapat omzet penjualan sebesar Rp 20 juta, tapi sekarang baru dapat omzet Rp1,2 juta,” keluhnya.

Yeni beranggapan menurunnya minat beli itu diduga akibat merosotnya ekonomi secara nasional karena terjadinya kemarau panjang dan diduga akan digelarnya pemilu legislatif dan pemilu presiden.

“Saya mendengar obrolan para pedagang di Pasar Ciranjang, ekonomi sekarang sedang terpuruk secara nasional akibat BBM naik, terjadinya kemarau panjang hingga tidak ada panen padi dan diduga sebentar lagi mau pemilu, itu pengalaman – pengalaman mereka yang jualan di Pasar Ciranjang,” pungkasnya.

***

Exit mobile version