PenaKu.ID – Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Cimahi Letkol Inf. (Purn) Ngatiyana melakukan peninjauan pembelajaran tatap muka (PTM) di SMPN 1 Cimahi Jawa Barat pada Senin (06/09).
Dalam monitoring tersebut, Ngatiyana melihat dan mengecek langsung bagaimana kesiapan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan pada uji coba pembelajaran tatap muka yang diselenggarakan oleh SMPN 1 Cimahi. Mengecek daftar periksa dan sarana prasarana pendukung lainnya.
Salah satu yang menjadi faktor petimbangan diberikannya izin pembelajaran tatap muka oleh pemerintah daerah pada penerapan PPKM level 3 adalah kesiapan satuan pendidikan sesuai dengan daftar periksa.
Rangkaian persiapan wajib dipenuhi oleh satuan pendidikan, antara lain sarana cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, toilet bersih, disinfektan, adanya akses fasilitas pelayanan kesehatan, kesiapan penerapan wajib masker, pengecekan suhu tubuh dengan thermogun, memiliki pemetaan warga satuan pendidikan, serta adanya persetujuan dari komite sekolah/ perwakilan orang tua siswa juga turut menjadi tugas bagi satuan pendidikan bersama pemerintah daerah yang harus dirampungkan ketika akan menggelar pembelajaran tatap muka.
Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesehatan serta keselamatan seluruh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, serta masyarakat. Protokol yang wajib diterapkan oleh sekolah pada uji coba PTM antara lain meliputi :
- Menjaga jarak minimal 1,5 meter;
- Membatasi jumlah peserta didik di dalam kelas yakni sebanyak 18 orang/33% pendidikan dasar dan menengah;
- Jadwal belajar dengan sistem shifting (bergiliran);
- Menggunakan masker;
- Mencuci tangan memakai sabun / menggunakan hand sanitizer;
- Menerapkan etika batuk dan bersin;
- Harus dalam kondisi sehat
- Tidak diperbolehkan istirahat di luar kelas / ke kantin;
- Tidak diperbolehkan melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan selain KBM;
“Alhamdulillah hari ini saya melaksanakan peninjauan langsung tentang pelaksanaan PTM atau yang berada di SMPN 1 Cimahi Kota Cimahi. Saya melihat tiap tiap ruangannya, kapasitas, jarak antara siswa dengan siswa sudah memenuhi syarat, kemudian sistem pembelajarannya dengan shif (bergiliran) sehingga dapat berjalan dengan baik,” kata Ngatiyana di SMPN 1 Cimahi.
SMPN 1 Cimahi Dinilai Baik
Menurutnya, semua persyaratan dinilai cukup bagus, baik rute dari masuk dan bagaimana rute keluarnya, tempat cuci tangan lengkap dan tersedia hand sanitizer di setiap ruang kelas.
“Juga saya cek anak-anak membawa bekal makanan karena pembelajaran ini dimulai jam 07.00 sd pukul 11.00 WIB. Ini kita anjurkan karena di sekolah tidak ada kantin,” tambah Ngatiyana.
Sistem pembelajarannya, lanjut Ngayiayana, juga ada yang belajar melalui daring/zoom, “Jadi 33 % masuk kelas yang lain daring kemudian besok bergantian, hari ini ada 24 kelas yang tatap muka kemudian besok bergantian lagi, PTM ini berjalan setiap hari Senin, Rabu dan Jum,at,” ujar Ngatiyana.
Ia berharap uji coba PTM di SMPN 1 Cimahi ini dapat berjalan dan berhasil dengan baik.
Ngatiyana mengatakan jika dalam uji coba pembelajaran tatap muka di tingkat SMP yang seluruhnya ada 44 sekolah, dengan kapasitas siswa yang masuk sebanyak 33%, kemudian tingkat TK ada 212 sekolah dengan kapasitas hanya 5 siswa ternyata berdampak tidak baik terutama pada peningkatan kasus COVID-19 di Cimahi maka uji coba pembelajaran tatap muka akan dihentikan.
“Dan kita evaluasi lagi baiknya seperti apa,” tutup Ngatiyana.
***