Melihat Hamparan Bandung Raya dari Cartil
Menyoal dukungan dan fasilitas publik di kawasan wisata Cartil dari pemerintah setempat, ujar Tita, masih ada yang kurang memadai mengenai jalan dan lampu penerangan
PenaKu.ID – Cartil atau Caringintilu yang terletak di Kampung Caringintilu, Rw 12, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang menyuguhhkan view panorama alam dan hamparan Bandung Raya.
Di tempat ini, di Cartil, disediakan pula sederet warung bale-bale bagi para wisatawan untuk menikmati panorama alam di sekelilingnya, khususnya hamparan Bandung Raya.
Ada sekitar tiga puluh warung bale-bale yang berada di Caringintilu, namun saat ini hanya ada lima belas warung yang beroperasi tiap hari dengan alasan ada penurunan signifikan pendapatan pascaCOVID-19.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, Caringin Tilu yang memiliki ketinggian 1.300 Mdpl ini, ramai dikujungi pada petang menjelang malam hari. Bahkan, jika hari libur atau biasanya Sabtu malam, para pengunjung bisa sampai dini hari menikmati keindahan Caringintilu dari gemerlapnya lampu-lampu yang terhampar di Bandung Raya.
“Kalau pengunjung tiap hari selalu ada walau tidak seramai dulu. Wisatawan rata-rata datangnya malam,” kata Tita, salah satu pemilik warung di Caringintilu kepada PenaKu.ID, Senin (5/8/24) sore.
Lanjut Tita, pengunjung ke Caringintilu bukan hanya warga Bandung melainkan wisatawan dari luar pun sering datang ke Caringintilu.
“Yang dari Subang, Purwakarta dan dari Jakarta juga ada,” kata dia.
Kawasan wisata Cartil dikelola oleh Pemerintah Desa Cimenyan. Para pedagang pun diwajibkan membayar iuran rutin ke Pemdes Cimenyan.
“Iya tiap bulan kami iuran ke pihak desa,” ucap Tita.
Harapan Para Pedagang di Cartil
Menyoal dukungan dan fasilitas publik di kawasan wisata Caringintilu dari pemerintah setempat, ujar Tita, masih ada yang kurang memadai mengenai jalan dan lampu penerangan.
“Di kawasan Cartil ini belum ada penerangan jalan umum (PJU) dari pemerintah. Kami inisiatif memasang sendiri dari bohlam atau neon pakai tiang karena jalan gelap. Penataan jalan juga belum ada apalagi dengan perbaikan drainasenya. Kita aja semua di sini yang mengerjakan,” cetus Tita.
Ia berharap, kawasan wisata Cartil mendapat perhatian serius dari pemangku kepentingan khususnya dari Pemerintah Kabupaten Bandung untuk lebih menata dan mengelola kawasan ini.
“Walau bagaimana pun Cartil ini bisa menjadi pendapatan asli desa (PADes) bahkan mungkin PAD bagi Pemerintah Kabupaten Bandung. Misalnya seperti objek-objek wisata di Lembang Bandung Barat jika betul-betul mendapatkan atensi yang baik,” tandasnya.
Tak hanya itu, sambung dia, ekosistem ekonomi pun tentunya bagi masyarakat Cartil akan lebih menggeliat.
***