PenaKu.ID – Komisi B DPRD Kota Bandung mengadakan rapat awal membahas Program Kerja Tahun Anggaran 2021 bersama Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, di Ruang Rapat Komisi B DPRD Kota Bandung, Kamis, 4 Februari 2021.
Rapat dipimpin ketua Komisi B, Hasan Faozi, S.Pd. dan dilakukan dengan protokol kesehatan covid-19.
Hasan Faozi mengatakan, rapat program kerja tersebut untuk melihat rencana program dan evaluasi dari program kerja tahun sebelumnya.
“Rapat kerja ini kita bahas evaluasi dan masukan untuk peningkatan kinerja, seperti kendala-kendala program dari yang telah ada,” ucap Hasan.
Adapun Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung, Ir. Agus Gunawan, mendorong Dispangtan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas agar program kerja Dispangtan bisa optimal.
“Sangat disayangkan (optimalisasinya), karena bisa ditingkatkan secara kualitas dan kuantitas, agar minat masyarakat tumbuh di masyarakat. Bisa lebih di-support dari fasilitas, seperti peningkatan SDM di Dispangtan” kata Agus.
Seperti diketahui, menurut nomenklaturnya, Dispangtan memiliki tiga urusan, di antaranya satu urusan wajib yaitu urusan pangan, dan dua urusan pilihan, yaitu urusan pilihan pertanian dan urusan pilihan kelautan dan perikanan.
SDM
Dalam kesempatan eskpos program kerja itu, Kepala Dispangtan Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengaku kondisi SDM dan fasilitas di Dispangtan yang masih rendah dan perlu peningkatan. Meski begitu, ia telah merancang kegiatan seperti pelatihan, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Ada beberapa program kerja dengan beberapa kegiatan pelatihan, misal pelatihan budidaya ikan, dalam pertanian, masih perlu fasilitas alat dan mobilisasi. Juga pemberdayaan masyarakat dalam pendampingan membuat bibit tanaman, sayuran tanaman obat, tanaman hias termasuk DOC. Untuk pemberdayaan masyarakat, dilakukan dengan pendampingan melalui edukasi,” ujar Gin Gin.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi B, Andri Rusmana, S.Pd.I, berharap Dispangtan menggodok serangkaian inovasi dan kolaborasi sebagai fondasi program kerja mendatang. Inovasi dan kolaborasi menjadi hal penting dalam meningkatkan kualitas dari program.
“Kita harus perjuangkan bersama karena menyangkut kepentingan Kota Bandung. Jangan sampai kita dituntut maksimal, tapi kondisinya minimal, dari anggaran salah satunya. Maka, mudah-mudahan bisa berkolaborasi sama-sama, karena masih banyak PR ego sektoral dan masalah ini harusnya dikesampingkan untuk kepentingan bersama seperti ini. Seperti RTH kota Bandung yang semakin berkurang, karena salah satunya ada pembuatan kolam retensi di lahan sawah,” kata Andri.
Selain itu, Andri pun mendorong adanya evaluasi pada pelatihan dan pendampingan Dispangtan dalam menjalankan programnya.
“Dalam pelatihan dan pendampingan ini targetnya jangan hanya output saja, tetapi outcome juga, dan harus terukur, dan selama masa pandemi yang sangat memberikan dampak, maka inovasi sangat diperlukan karena (situasinya) tidak akan sama dengan tahun sebelumnya,” tutur Andri.
(DP/HMS)