Ekonomi

Kisah Inspiratif Pebisnis Barang Antik Asal Kota Sukabumi, Menetap di Jakarta

Kisah Inspiratif Pebisnis Barang Antik Asal Kota Sukabumi, Menetap di Jakarta
Foto Istimewa: Pebisnis Kolkdol Barang Antik Asal Kota Sukabumi, Egi Pradianto yang saat ini Menetap di Jakarta

PenaKu.ID – Mencari kehidupan di Ibu Kota sangatlah keras, namun tak sedikit perantau dari daerah yang berhasil menaklukkannya dengan kerja keras dan inovasi. Salah satu kisah inspiratif datang dari Egi Pradianto (40) kolekdol barang antik yang kini tengah sukses menjadi pebisnis di Jakarta, jauh dari kampung halaman kelahirannya.

Egi, mengawali perjalanannya dari seorang perantau biasa yang dibekali dengan semangat mencari kerja dan ikut bersama Saudaranya menapakan kakinya di Jakarta sekitar tahun 2008.

“Awalnya saya hanya ikut dengan saudara belajar dari nol jual beli barang antik mulai dari barang antik lokal, China, Eropa dan lainnya,” kata Egi kepada PenaKu.ID, Jumat (26/09/2025).

Bekerja dengan ulet dan konsisten selama bertahun-tahun, Pria Asal Kota Sukabumi kelahiran tahun 1983 ini tak hanya mengumpulkan modal, tetapi juga pengalaman berharga dalam mengelola bisnis barang antik. Pada sekitar tahun …. Ia memberanikan diri untuk membuka toko galeri barang antik sendiri.

menurut Egi, menjadi seorang kolekdol barang tersebut ternyata masih menyimpan potensi yang cukup menggiurkan. Meski peminatnya tidak sebanyak barang modern, sebagian besar kolektor yang membeli berasal dari sekitar Jakarta dan luar Jakarta.

“Harga barang antik sangat bervariasi, tergantung pada jenis, kondisi, dan umur barang. Barang yang lebih langka atau dalam kondisi prima biasanya dibanderol lebih tinggi, bahkan bisa mencapai jutaan rupiah,” bebernya.

Selain itu lanjut dia, salah satu jenis barang tersebut yang banyak diminati adalah koleksi China Peranakan. Mulai dari mebel, porselen, hingga kain antik, semuanya memiliki nilai sejarah dan estetika yang tinggi bagi para kolektor.

“Bisnis ini tetap menjanjikan meski skalanya lebih kecil. Kami menargetkan kolekdol yang serius. Harganya bervariasi, tergantung kondisi dan kelangkaannya barangnya,” ucapnya.

Stategi Penjualan Barang Antik Egi

Egi menyampaikan bahwa kolekdol lebih tertarik pada barang yang unik dan sulit ditemukan di pasaran. Hal ini, membuat setiap transaksi terasa eksklusif dan berbeda satu sama lain. Selain dijual secara offline, beberapa penjual mulai memanfaatkan platform online untuk menjangkau kolektor lebih luas, termasuk dari luar Kota Sukabumi.

“Strategi ini, membantu mempertahankan kelangsungan bisnis yang sifatnya terbatas,” ungkapnya.

Apalagi di tengah perkembangan zaman, kolekdol lokal tetap menjadi tulang punggung bisnis barang antik. Menghargai keaslian, kualitas pengerjaan, serta cerita sejarah yang melekat pada setiap koleksi.

“Dengan minat yang terus bertahan, perdagangan barang antik akan tetap menarik, khususnya bagi penggemar benda-benda bernilai sejarah dan seni, meskipun jumlah kolektor masih terbatas,” pungkasnya.**

Exit mobile version