PenaKu.ID – Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Prodi Fisika FMIPA ITB melaksanakan program PKKM (Program Kompetisi Kampus Merdeka) di wilayah pascagempa di Cianjur Jawa Barat yang dipusatkan di Desa Sukaratu Cianjur, Kamis (5/9/24).
Hadir dalam acara tersebut Bupati Cianjur Herman Suherman, S.T., M.A.P. beserta jajarannya, juga Kepala Desa Sukaratu Kecamatan Gekbrong Ojang Muplihudin serta penggiat Sosial yaitu Herawati, A.K.S Ketua Bidang Program dan Pelayanan Societa Indonesia dan Wawan Setiawan, A.K.S., M.M Penanggung Jawab Societa Indonesia.
Sementara itu dari pihak Institut Teknologi Bandung yang hadir adalah ketua kegiatan ini dari dosen Prodi Fisika ITB yaitu Dr. Acep Purqon dan para mahasiswa yang berkegiatan terkait SDGs no 6 yaitu air bersih dan sanitasi.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Cianjur menyambut baik program tersebut dan mengharapkan dukungan baik teknologi maupun SDM dari Institut Teknologi Bandung untuk berbagai kegiatan lainnya juga serta menyambut baik kehadiran dan kegiatan positif di luar kampus dari para mahasiswa Institut Teknologi Bandung tersebut di wilayah Cianjur.
Dalam kesempatan itu juga para mahasiswa Institut Teknologi Bandung menyerahkan titipan bantuan dan donasi untuk warga sekitar dan juga terkait sanitasi, yang bekerja sama dengan Societa Indonesia sebagai tempat berkegiatan para mahasiswa PKKM dari Prodi Fisika FMIPA ITB terkait air bersih dan sanitasi termasuk pemasangan filter air dan perlengkapan sanitasi ke MCK dan beberapa fasilitas umum.
Institut Teknologi Bandung Meneliti
Juga hadir dalam kegiatan ini mahasiswa pertukaran pelajar dari Kanazawa University Jepang yang berbagi pengalaman juga terkait edukasi warga terkait sanitasi dan mitigasi bencana alam di Jepang.
Lebih lanjut Acep Purqon menjelaskan bahwa terkait SDGs no 6 yaitu Clean Water and Sanitation merupakan hal penting untuk ditindaklanjuti untuk wilayah yang terdampak gempa bumi atau bencana alam lainnya. SDGs sebagai program global juga perlu didukung untuk percepatan pelaksanaan dan strategi percepatannya di berbagai tempat sehingga bisa mendukung sustainability atau keberlanjutan suatu kota.
Seperti diketahui, Desa sukaratu ini saat gempa Cianjur termasuk yang terdampak. Terlebih pascagempa ditemukan di beberapa titik di mana air sumur mengering dan juga ada sumur yang jadi lebih dalam airnya. Perilaku ini sangat menarik untuk kajian keilmuan fisika. Gempa bumi sendiri tidak terlepas dari proses-proses dinamika fisika yang bisa dijelaskan secara keilmuan fisika.
Lebih lanjut, untuk mendapatkan air bersih terutama dari sumur, akan lebih optimal jika dilakukan pemetaan struktur bawah tanah melalui berbagai alat dari metode yang ada di fisika. Hasil pemetaan ini memungkinkan pencarian titik sumur menjadi lebih tepat sasaran.
Para mahasiswa yang berkegiatan ini mengatakan bahwa mereka mendapatkan manfaat besar berupa interaksi sosial dan jadi lebih bisa menemukan berbagai persoalan di lapangan, dan bagaimana penyelesaian masalah tersebut dari berbagai multidisiplin terutama pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk bisa membantu persoalan-persoalan masyarakat terdekat.
***