PenaReligi

Iduladha Momen Refleksi Ketakwaan, Kecintaan kepada Allah

Iduladha Momen Refleksi Ketakwaan, Kecintaan kepada Allah
Iduladha Momen Refleksi Ketakwaan, Kecintaan kepada Allah

PenaKu.IDIduladha, hari raya yang dimaknai sebagai momen yang istimewa bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia, terutama di Indonesia, khususnya dalam hal mendistribusikan daging kurban bagi masyarakat.

Demikian hal tersebut disampaikan Founder Of KPL (Komunitas Penggerak Literasi) FTK UIN SMH Banten, Ahmad Wildan Sahuri Ramdani.

Menurutnya, Iduladha bukan sekadar hari raya, tapi juga merupakan hari yang sangat istimewa dalam memaknai cinta dan pengabdian, sekaligus memberikan kebermanfaat bagi masyarakat.

Mengingat arti dari berkuban itu sendiri, ujar Ahmad Wildan Sahuri Ramdani, bukan sekedar dagingnya yang sampai, tapi niat-niat yang ada di dalam hati yang tersampaikan kepada Allah SWT.

“Jika merefleksi dari sejarah kurban, kita akan belajar tentang keikhlasan, keteguhan, dan keimanan keluarga Nabi Ibrahim AS, dimulai dari kisah perjalanan Ibunda Hajar, dan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya Ismail. Ketika mereka yakin bahwa pertolongan Allah SWT itu ada, akhirnya memang pertolongan itu datang dan diabadikan menjadi kisah istimewa, Perjalanan Keluarga yang Penuh Cinta terhadap Tuhannya,” teranng Ahmad kepada PenaKu.ID melaui keterangan resmi, Senin (17/6/24).

Iduladha Merupakan Ajaran Nabi Ibrahim

Ia menuturkan, Iduladha pada dasarnya adalah melanjutkan apa yang dulu pernah menjadi ajaran di zaman Nabi Ibrahim, kemudian diteruskan kepada umat Nabi Muhammad.

“Amalan utama bagi mereka yang sedang menunaikan ibadah haji meliputi tawaf, sa’i, melempar jumrah, dan tahallul. Sementara itu, bagi kita yang berada di Indonesia, melaksanakan amalan sunnah yaitu menyembelih hewan kurban menjadi simbol yang sangat penting,” terangnya.

“Mungkin kita sering menyebut sesuatu tidak adil. Kadang kita merasa tak diperlakukan dengan baik. Atau hasil yang kita dapat ternyata tak sesuai dengan harapan atau usaha keras yang kita lakukan. Intinya memang tak semua harapan bisa jadi kenyataan,” imbuhnya.

Memang, kata dia, kita punya kewajiban untuk mengusahakan yang terbaik. Namun, kita juga harus menyadari kalau segala sesuatunya ada jalan dan takdirnya sendiri. Memaksakan kehendak tak akan memberi hasil apa-apa. Jika seseorang harus kita lepaskan maka kita lepaskan ia dengan ikhlas. Apabila ada sesuatu yang ternyata tak bisa menjadi milik kita, biarkan itu menemukan takdirnya sendiri.

“Sehingga hal ini akan menambah rasa kecintaan kita kepada Allah SWT. Karena ketika kita mengharapkan atau kita gantungkan hal apapun itu kepada Allah SWT maka hasilnya pun akan menyejukkan hati kita biarpun itu tidak sesuai harapan kita ini,” ucap Ahmad.

Ahmad menilai Nabi Ibrahim menjadi inspirasi dalam momen Iduladha ini. Keikhlasannya diganti oleh Allah SWT dengan begitu banyak berkah.

“Semoga kita semua bisa melakukan hal yang sama di tahun ini. Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah,” tandas Ahmad.

***

Exit mobile version