PenaKu.ID – Pengamat Palestina dan Duta Besar untuk Austria, Salah Abdel Shafi, menyoroti peran negara-negara Eropa dalam memperpanjang konflik di Jalur Gaza.
Dalam wawancara dengan RIA Novosti, Abdel Shafi mengecam pasokan senjata dari Jerman, Inggris, dan Italia yang justru memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Ia menegaskan bahwa aliran senjata ke Israel harus segera dihentikan agar penderitaan warga sipil Palestina tidak semakin meningkat.
Abdel Shafi mengingatkan bahwa konflik ini telah menelan lebih dari 59.000 korban jiwa di Gaza sejak Oktober 2023.
Ia menilai, jika senjata terus mengalir, operasi militer Israel—yang dikenal sebagai “Pedang Besi”—akan berlanjut dan memperberat blokade total terhadap penduduk Gaza.
Alasan Seruan dari Abdel Shafi
Pertumbuhan korban sipil di Gaza menunjukkan dampak langsung dari modernisasi persenjataan Israel.
Abdel Shafi menyebut bahwa tanpa dukungan logistik dan material dari Eropa, kekuatan militer Israel akan terhambat dalam melancarkan serangan udara secara bertubi-tubi.
Ia menekankan bahwa langkah ini bukan hanya soal politik, melainkan urusan kemanusiaan yang mendesak.
Respons Komunitas Internasional pada Abdel Shafi
Pernyataan Abdel Shafi muncul setelah 25 negara, mayoritas anggota Uni Eropa, menyerukan gencatan senjata dan akses penuh bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Inggris, Prancis, Jerman, hingga Jepang dan Kanada menuntut penghentian operasi militer. Namun di meja diplomasi, negosiasi di Doha terancam buntu ketika delegasi AS dan Israel menarik diri.
Meski demikian, tekanan domestik di Amerika Serikat terus meningkat. Sejumlah senator Demokrat mendesak Presiden menekan Perdana Menteri Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata.
Sementara itu, Hamas membantah tuduhan AS atas “kurangnya komitmen” dan menyatakan kesiapan berunding dengan itikad baik.**