PenaKu.ID – Pada Selasa, 4 Maret 2025, pasar minyak global kembali menunjukkan dinamika yang menarik. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2025 turun sebesar USD1,39 atau sekitar dua persen, sehingga tercatat pada USD68,37 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei 2025 juga mengalami penurunan, yakni turun sebesar USD1,19 atau sekitar 1,6 persen, mencapai harga USD71,62 per barel di London ICE Futures Exchange.
Penurunan harga ini menjadi sorotan di tengah ketidakpastian global dan keputusan penting dari kelompok produsen minyak dunia. Para analis mengaitkan harga minyak global turun tersebut dengan sejumlah faktor, antara lain kebijakan produksi dan sentimen pasar yang terus berubah.
Secara umum, kondisi ini mencerminkan adanya tekanan di pasar minyak yang didorong oleh penyesuaian pasokan serta faktor geopolitik yang mempengaruhi permintaan global.
Faktor Penyebab Harga Minyak Global Turun
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga minyak global turun adalah kebijakan produksi dari OPEC+ yang terus mengalami penyesuaian. Negara-negara anggota OPEC dan mitra strategisnya telah sepakat untuk melanjutkan peningkatan produksi pada April 2025.
Kebijakan ini diambil untuk mengimbangi fluktuasi permintaan dan memastikan pasokan global tetap stabil. Selain itu, beberapa peristiwa geopolitik dan dinamika ekonomi global turut memberikan tekanan tambahan terhadap harga minyak, sehingga para pelaku pasar harus siap menghadapi volatilitas.
Dampak Produksi OPEC+ Terhadap Harga Minyak Global Turun
Keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi secara bertahap sejak 2022 telah memberikan dampak signifikan terhadap pasokan minyak global.
Dengan pengurangan sebesar 5,85 juta barel per hari atau sekitar 5,7 persen, langkah ini awalnya dirancang untuk mendukung harga minyak dunia.
.
Namun, dalam konteks penyesuaian terbaru, peningkatan produksi yang direncanakan kembali menjadi faktor yang menekan harga. Dampak dari kebijakan ini dirasakan tidak hanya oleh negara-negara produsen, melainkan juga oleh pasar internasional yang harus menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan.
Analisa pasar menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan harga saat ini, dinamika pasar minyak tetap kompleks. Para investor dan pelaku industri menyarankan untuk terus memantau kebijakan OPEC+ serta kondisi ekonomi global agar dapat mengambil langkah strategis dalam menghadapi fluktuasi harga.
Situasi ini membuka peluang bagi para trader untuk mengevaluasi portofolio investasi serta menyesuaikan strategi bisnis agar tetap adaptif di tengah ketidakpastian.
Ikuti dan Update Berita dari PenaKu.ID di Google News
**