PenaKu.ID – Harga emas yang selama ini dianggap sebagai aset safe haven, baru-baru ini menunjukkan tren penurunan. Pada perdagangan Kamis (6/3/2025), harga emas melemah akibat kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Kenaikan imbal hasil ini membuat instrumen keuangan lain tampak lebih menarik bagi investor. Selain itu, aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan setelah tiga sesi perdagangan sebelumnya turut menekan harga logam mulia tersebut.
Para pelaku pasar kini semakin memperhatikan dinamika ekonomi global.
Imbal hasil obligasi yang naik membuat investor cenderung mengalihkan investasi ke instrumen yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
Di sisi lain, pasar juga tengah menantikan data ketenagakerjaan AS yang dijadwalkan rilis pada Jumat (7/3/2025).
Data ini diprediksi akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi Amerika, sehingga memiliki potensi untuk mempengaruhi pergerakan harga emas ke depannya.
Faktor-Faktor yang Membuat Harga Emas Melemah
Beberapa faktor utama mempengaruhi penurunan harga emas saat ini. Pertama, kenaikan imbal hasil obligasi AS membuat instrumen keuangan tersebut menjadi lebih kompetitif dibandingkan emas.
Investor yang sebelumnya menaruh andalan pada emas sebagai aset pelindung kini mulai mempertimbangkan keuntungan yang lebih tinggi dari obligasi.
Selain itu, aksi ambil untung yang terjadi setelah kenaikan harga selama tiga sesi perdagangan menyebabkan koreksi harga yang signifikan pada perdagangan Kamis.
Prediksi dan Implikasi Pasar Akibat Harga Emas Melemah
Menjelang rilis data ketenagakerjaan AS pada Jumat, banyak analis pasar yang memberikan prediksi tentang pergerakan harga emas.
Jika data menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, kemungkinan besar sentimen investor akan menguat sehingga harga emas bisa mengalami tekanan lebih lanjut.
Sebaliknya, jika data menunjukkan perlambatan ekonomi, emas dapat memperoleh dukungan dan berpotensi mengalami rebound.
Oleh karena itu, para investor disarankan untuk terus memantau kondisi pasar serta perkembangan data ekonomi yang akan datang.
Ikuti dan Update Berita dari PenaKu.ID di Google News
**