PenaKu.ID – Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menggantikan Laksana Tri Handoko. Upacara pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, dan disaksikan sejumlah pejabat tinggi negara pada Senin (10/11/25).
Penunjukan Arif Satria menandai babak baru dalam arah kebijakan riset nasional. Sebagai akademisi yang telah lama dikenal di Institut Pertanian Bogor (IPB University), beliau diharapkan mampu memperkuat sinergi antara penelitian, inovasi, dan kebutuhan industri di bawah koordinasi BRIN.
Profil Singkat Arif Satria
Informasi dihimpun, Arif Satria lahir di Pekalongan pada 17 September 1971. Ia menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, kemudian meraih gelar magister di bidang Sosiologi Pedesaan di kampus yang sama. Gelar doktor diperoleh dari Kagoshima University, Jepang, dengan fokus kebijakan kelautan dan sosial maritim.
Dalam dunia akademik, Arif dikenal sebagai guru besar dalam bidang kebijakan pembangunan dan sosial ekonomi pertanian. Ia aktif menulis riset mengenai tata kelola sumber daya alam, pemberdayaan masyarakat pesisir, hingga kebijakan pangan berkelanjutan.
Jejak Karier dan Kepemimpinan Arif Satria
Karier Arif di IPB dimulai sebagai dosen muda hingga akhirnya dipercaya menjabat Rektor IPB University pada 2017. Kepemimpinannya dinilai membawa transformasi besar di kampus riset pertanian tersebut — mulai dari penguatan inovasi, internasionalisasi, hingga hilirisasi hasil penelitian.
Ia kembali terpilih untuk periode kedua (2023–2028) karena dianggap berhasil menjadikan IPB sebagai salah satu universitas riset terbaik di Asia Tenggara. Di luar kampus, ia juga aktif memberikan masukan kebijakan kepada pemerintah terkait isu pertanian, kelautan, dan pembangunan pedesaan.
Tantangan Baru Arif Satria di BRIN
Setelah dilantik, Arif akan memimpin BRIN dalam misi memperkuat ekosistem riset nasional. Dengan latar belakang akademik dan pengalaman manajerialnya, ia diharapkan mampu menjembatani dunia penelitian dengan sektor industri serta mempercepat hilirisasi inovasi teknologi.
Pelantikan ini mendapat perhatian luas dari kalangan akademisi dan peneliti. Banyak pihak menilai pengalaman Arif dalam mengelola universitas riset akan menjadi modal penting untuk mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga riset, dan dunia usaha.
Latar Belakang Penunjukan Arif Satria
Sebelum Arif, posisi Kepala BRIN diisi oleh Laksana Tri Handoko sejak 2021. Keputusan Presiden Prabowo menunjuk Arif dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat arah kebijakan riset nasional yang berorientasi pada kebutuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
Komitmen terhadap Riset dan Inovasi
Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Arif menegaskan pentingnya kolaborasi riset lintas sektor. Ia kerap menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan pendekatan baru dalam mengelola ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Riset tidak boleh berhenti di laboratorium. Harus sampai ke masyarakat, menjadi solusi nyata bagi bangsa,” ujarnya dalam salah satu forum akademik di IPB.
Dengan pengalaman akademis dan jejaring luas yang ia miliki, publik menaruh harapan besar bahwa kepemimpinannya di BRIN akan membawa arah baru riset Indonesia menuju kemandirian inovasi nasional.**
