PenaKu.ID – Banjir yang merendam sebagian kawasan Samarinda, Kalimantan Timur, meluas dan menyebar. Dari awal hanya delapan kelurahan kini menjadi 11 kelurahan.
Curah hujan memicu luapan Sungai Karang Mumus, buruknya drainase, dan alih fungsi lahan hijau diduga kuat menjadi pemicu banjir.
Banjir terparah melanda lima RT di Perumnas Bengkuring, Sempaja Utara. Ketinggian air mencapai 1 meter yang terjadi sejak Jumat (29/05/2020).
Termasuk daerah lain yang terendam banjir, yakni Gunung Lingai, Sungai Pinang. Ketinggian banjir di sana antara 30-40 cm.
Hal ini membuat prajurit Denkesyah ( Detasemen Kesehatan Wilayah) 06.04.01 Samarinda di kerahkan membantu warga korban banjir dengan memberikan pelayanan kesehatan.
Menurut petugas di lapangan akibat pasca banjir yang menerjang kawasan Samarinda tersebut banyak warga terkena gatal-gatal serta batuk, pilek, diare dan asam lambung/Maag.
Serka Bramiana anggota Denkesyah Samarinda menuturkan rata-rata warga banyak yang mengeluh mengalami gatal-gatal. Hal ini lantaran air yang masuk ke perumahan warga sudah bercampur dengan sampah dan kotoran.
“Untuk petugas medis TNI yang bersiaga di posko telah menyiagakan empat orang personel dengan cara bergantian. Mereka juga dibantu oleh petugas dari Puskesmas setempat,” jelas Bramiana kepada Penaku, Sabtu (30/5).
Ia mengatakan untuk pasokan obat-obatan dan logistik bisa mengcover untuk beberapa hari ke depan, dan memastikan aman.
“Kita sudah siapkan sekitar 200 jenis obat-obatan, termasuk obat-obatan untuk luka luar,” katanya.
Source: penrem
Editor: js
Drainase & Alih Fungsi Lahan Disinyalir Sebabkan Banjir di Samarinda
×
Drainase & Alih Fungsi Lahan Disinyalir Sebabkan Banjir di Samarinda
Sebarkan artikel ini