PenaKu.ID – Pembangunan SMPN 4 Citeureup yang berlokasi di Kp. Setu, RW 04, Desa Leuwinutug, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat kembali menuai polemik dan protes dari masyarakat sekitar.
Pasalnya, masyarakat sekitar merasa kecewa dengan salah satu pejabat pemerintahan desa yaitu Kepala Desa Leuwinutug. Di mana kepala desa tersebut diduga menyelewengkan kompensasi sebesar Rp 50 juta, untuk warga sekitar yang terdampak dari pengerjaan pembangunan SMPN 4 Citeureup tersebut.
Hal tersebut terungkap setelah warga masyarakat di Kampung Setu beramai-ramai menutup akses material barang yang hendak masuk ke lokasi proyek, pada hari Sabtu 31 Agustus 2024 hingga Selasa 03 September 2024.
Pada saat dikonfirmasi, salah satu masyarakat setempat menerangkan, bahwa kekecewaan warga sekitar akibat kompensasi yang seharusnya diterima masyarakat sebesar Rp 50 juta, tetapi tidak diterima.
“Kami menutup akses material masuk karena hak kami belum dipenuhi. Kami sangat kecewa sekali, yang mana anggaran kompensasi untuk kami selaku warga yang terdampak langsung dari lalu-lalangnya kendaraan proyek ke luar masuk dan lain sebagainya sebesar Rp 50 juta dari kontraktor,” terang H. Dedy tokoh masyarakat setempat, Selasa (3/9/2024).
“Ko baru sekarang mau diberikan setelah terjadinya polemik di masyarakat dan itu pun hanya diberikan kurang lebih sebesar Rp 7 juta,” lanjutnya.
Ia pun menjelaskan, bahwa uang sebesar Rp 7 juta tersebut baru diberikan oleh kades pada hari Selasa melalui RT setempat. Hal itu, setelah terjadinya polemik dan pemanggilan Disdik Kabupaten Bogor pada hari Senin.
“Uang Rp 50 juta tersebut sebenarnya sudah diterima Kades Leuwinutug tanggal 14 Agustus lalu,” ujarnya.
Rincian Kompensasi Pembangunan SMPN 4 Citeureup
Salah satu tokoh masyarakat yaitu H. Jaja, membenarkan perihal kompensasi untuk masyarakat sekitar atas terdampaknya dari pembangunan SMPN 4 Citeureup hingga kini belum ada kejelasan.
“Ya bang, sampai hari ini terkait pembayaran ganti rugi dan uang kompensasi untuk warga yang terdampak langsung pembangunan SMPN 4 Citeureup masih belum ketemu titik terang, termasuk jumlah sebenarnya yang akan kami terima berapa-berapa itu masih penuh tanda tanya,” ucap H. Jaja.
Dan ia menjelaskan bahwasanya, pada hari Senin tanggal 2 September, Kades Leuwinutug saat dipanggil Disdik Kabupaten Bogor menerangkan, bahwa telah diberikan ke BUMDes 25% dari jumlah yang diberikan oleh pihak kontraktor.
Selanjutnya, akan dibagikan kepada warga sebesar 75%, di antaranya di RT 04 sebesar Rp 1,7 juta, RT 03 sebesar Rp 2,4 juta, RT 06 sebesar Rp 2,4 juta dan RT 05 sebesar Rp 2,4 juta akan tetapi masih terdapat kekurangan sebesar Rp 500 ribu. Oleh karena itu, 75% tersebut baru direalisasikan sekitar Rp 7 juta.
“Dan RT 04 uangnya sudah dikembalikan karena warga menolak, kalu RT 03, RT 06 dan RT 05 ada yang sudah dikembalikan dan ada juga masih dipegang belum dikembalikan,” lanjut kata H. Jaja.
Oleh karena itu, warga sekitar menutup akses jalur masuk material pembangunan SMPN 4 Citeureup tersebut. Warga berharap permasalahan pembangunan SMPN 4 Citeureup tersebut agar diselesaikan serta menuntut Kepala Desa Leuwinutug untuk menemui warga.
Di lokasi yang sama, Pelaksana Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Baru SMPN 4 Citeureup, Anto membenarkan, jika pihaknya kesulitan memasok material ke lokasi proyek pembangunan sekolah tersebut.
“Iya, sudah empat hari material kami tidak bisa masuk ke lokasi, kami juga jadi bingung kenapa jadi seperti ini, padahal pihak kami sudah memberikan semuanya melalui Pak Kades,” ucap Anton.
“Kami punya dokumentasinya, foto saat penyerahan serta lain-lain nya, karena jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka pihak kami sangat dirugikan, kami berharap pihak desa atau pak kadesnya segera menyelesaikan permasalahan ini,” tambahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Leuwinutug belum dapat dikonfirmasi langsung.
**