PenaKu.ID – Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mengadakan kegiatan dialog kebangsaan moderasi beragama yang menghadirkan tokoh pendeta dari HKBP kota serang, Sekjen Rumah Moderasi Beragama UIN SMH BANTEN sekaligus perwakilan dari kementrian agama provinsi Banten pada (27/06/2023).
“Dialog Kebangsaan Moderasi Beragama ini diikuti oleh 80 mahasiswa baik dari internal kampus UIN Banten dan perwakilan dari kampus ada di Banten,” ungkap Fahrurozi selaku ketua pelaksana.
Fahrurozi mengatakan, tema dialog hari ini diambil dari kondisi objektif menurunnya kerukunan keberagamaan di provinsi Banten yaitu dengan tema “Merajut Harmoni Menebar Toleransi Di Tanah Jawara Dalam Bingkai Moderasi Beragama”.
Sementara itu, Ahmad Wildan Sahuri sebagai Presiden Mahasiswa UIN Banten mengatakan Dialog Kebangsaan Moderasi Beragama tersebut merupakan wawasan kebangsaan dalam perilaku sehari-hari.
“Harapan saya setelah kegiatan Dialog Kebangsaan Moderasi Beragama ini Mahasiswa UIN SMH Banten dan Peserta Dialog Kebangsaan ini dapat Memahami bahwa moderasi beragama ini merupakan cara pandang, sikap dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, berimbang dan tidak ekstrem dalam beragama. Sehingga kita dapat mengimplementasikan pada kegiatan kita sehari-hari,” kata Ahmad.
Disusul dengan prakata dari Rektor UIN Banten prof. Dr. H. Wawan Wahyudin, M.Pd mengatakan 4 hal agar Indonesia maju :
1. Pendidikan
2. Penegakan hukum
3. Jaga kesehatan
4. Kerja keras
Menurut prof, hal tersebut harus ada di dalam tubuh mahasiswa agar bangsa Indonesia maju karena mahasiswa merupan agen of change.
Di sambung dari perwakilan Kemag Provinsi Banten mengatakan bahwasannya kita harus mengutamakan kebaikan dalam perbedaan. “Karna hari ini Banten menduduki peringkat toleransi beragama terendah ke 4 setelah Provinsi Aceh,” ujarnya.
Dr. Salim Rosyadi, M.Ag dalam materinya mejelaskan, agama yang kita tahu itu ada faham kanan, faham kiri dan faham moderat. Terlebih di Indonesia semangat dalam menjalankan agamanya tidak selaras dengan pemahamannya, tentang agama sehingga banyak menimbulkan konflik.
Selian itu kurangnya mengakses informasi di media dengan produktif sehingga mudah terpancing emosi yang bermuara pada tindakan represif dan diskriminatif.
Dialog Kebangsaan Moderasi Beragama Implementasi Toleransi
Di sambung dengan Pendeta Benny dari HKBP Kota Serang pun menjelaskan bahwa pada hakikatnya ketika manusia dilahirkan ke dunia tidak bisa memilih atau merekomendasikan sesuatu, manusia hanya bisa menerimanya. sama halnya tentang agama, bahwa kita ditakdirkan untuk meneruskan agama yang kita percayai itu benar, Islam merasa Islamlah agama yang benar, begitupun agama Kristen yang mempercayai hal tersebut.
Setiap agama menghendaki adanya saling kasih sesama manusia, seperti dalam Kitab Yokobos ayat 8 : bila yang kau percayai itu keutamaan menurut hukum, saling mengasihi sesama manusia, itulah hukum yg benar.
Dan sama di setiap agama pasti adanya denominasi, di mna adanya pergumulan antarsesama agama maupun antaragama.
Demikian Dialog Kebangsaan Moderasi Beragama ini merupakan kegiatan yang digagas oleh kementerian agama, Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
“Semoga para peserta yang hadir dan umumnya kita semua bisa mengimplementasikan nilai toleransi keberagamaan khususnya di tanah jawaran (provinsi Banten),” tutup ujar Fahrurozi Selaku Ketua Pelaksana.
**