PenaKu.ID – Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) telah menyelesaikan draft Laporan Akhir Penyusunan RP2P (Rencana Penyelenggaraan Pengelolaan Perkotaan) Berbasis Kewilayahan.
Dalam kegiatan diselenggarakan di Harris Hotel & Convention Cibinong City Mall Bogo tersebut, Rabu (29/10/2025). Dihadiri berbagai elemen baik dari Bogor Barat, Bogor Timur, Camat Jonggol, Camat Cigudeg dan perwakilan Camat lainnya.
Perlu diketahui, Draft Laporan Akhir Penyusunan RP2P (Rencana Penyelenggaraan Pengelolaan Perkotaan) Berbasis Kewilayahan, dokumen ini menjadi pendukung utama, khususnya terkait rencana pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Bogor Barat dan Bogor Timur.
Bappedalitbang Menampung Semua Aspirasi dari Semua Elemen Masyarakat
Kepala Bidang Infrastruktur Pengembangan Wilayah Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Arif, menjelaskan bahwa proses penyusunan RP2P ini melibatkan serangkaian kegiatan diskusi yang disebut Planning Charette 1 dan 2.
“Kami menampung aspirasi dari masyarakat, tokoh pemuda, UMKM, dan lain-lain mengenai apa yang diharapkan untuk pengembangan perkotaan di Bogor Barat dan Bogor Timur,” ujar Arif, Rabu (29/10/2025).
Sektor Prioritas Pengembangan
Arif menyebutkan ada beberapa sektor utama yang menjadi konsentrasi dalam pengembangan wilayah.
“Yaitu Transportasi, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum (Fasos Fasum), Kesehatan (sarana prasarana kesehatan), Pendidikan dan Infrastruktur Jalan,” ungkapnya.
Pengembangan ini bertujuan untuk mewujudkan konektivitas wilayah yang tidak terpusat dalam satu koridor, tetapi akan tersebar menjadi beberapa kantong-kantong perkotaan. Pusat pemerintahan dan perkotaan di kawasan ini direncanakan akan dibangun dengan konsep Green Building.
Perbedaan Tantangan Wilayah
Lalu Arif menjelaskan secara umum, sektor infrastruktur menjadi fokus utama di kedua wilayah tersebut. Namun, terdapat perbedaan tantangan spesifik.
Seperti halnya di Bogor Barat, permasalahan utama adalah penyediaan air minum. Upaya yang akan dilakukan adalah antisipasi dengan rencana pembangunan Bendung Ci Durian dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional.
Lalu di Bogor Timur, masalah utama terletak pada kontur wilayah yang berbukit, dengan ketinggian yang rata-rata di atas 200 meter di atas permukaan laut (mdpl), meskipun ketersediaan air cukup memadai.
Keputusan Final Calon Ibu Kota DOB
Arif mengatakan, hasil penilaian Kapasitas Daya Dukung Lingkungan (Kapasda) telah memberikan gambaran mengenai calon ibu kota untuk masing-masing DOB.
“Bogor Barat Ibu kota berada di Cigudeg dengan nilai Kapasda 409. Bogor Timur Ibu kota berada di Jonggol dengan nilai Kapasda di angka 370-an lebih,” ungkapnya.
Meskipun nilai Kapasda Jonggol masih kurang karena luas wilayahnya yang belum mencapai batas minimal 40 hektar (saat ini baru sekitar 15 hektar).
Namun, hasil kesepakatan dengan presidium dan laporan kepada Bupati menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Bogor Timur akan diberi nama Kabupaten Jonggol.
“Pusat pemerintahannya itu nanti akan berada di Jonggol dan Sukamakmur secara bersama-sama,” tutup Arif.***
