Kesehatan

Ahli Gizi: Ini Batas Aman Konsumsi Mi Instan

Ahli Gizi: Ini Batas Aman Konsumsi Mi Instan agar Tubuh Tetap Sehat
Ahli Gizi: Ini Batas Aman Konsumsi Mi Instan agar Tubuh Tetap Sehat/(pixabay)

PenaKu.ID – Mi instan telah menjadi solusi makanan cepat saji yang digemari masyarakat Indonesia karena harganya yang terjangkau, praktis, dan rasa yang kuat. Namun, di balik kemudahan tersebut, konsumsi mi instan yang berlebihan menyimpan berbagai risiko kesehatan.

Ahli gizi menegaskan pentingnya memahami batas aman konsumsi agar tubuh tidak terdampak negatif dalam jangka panjang.

Kandungan gizi dalam mi seringkali tidak seimbang. Makanan ini tinggi karbohidrat sederhana, lemak jenuh, dan natrium (garam), namun sangat rendah kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral esensial.

Kandungan natrium yang tinggi, misalnya, jika dikonsumsi berlebihan dapat memicu tekanan darah tinggi (hipertensi) dan masalah kardiovaskular lainnya.

Maksimal Dua Bungkus Mi per Minggu

Ahli gizi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Tri Kurniawati, memberikan batasan yang jelas. Ia menyarankan agar konsumsi mi dibatasi secara ketat, yakni maksimal dua bungkus per minggu.

“Konsumsi mi instan lebih dari dua bungkus seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik pada wanita,” jelas Tri. Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Untuk menyiasatinya, ia menyarankan penambahan sayuran dan sumber protein seperti telur, ayam, atau tahu saat memasak mi agar lebih bergizi.

Waktu Terlarang Makan Mi Instan

Selain frekuensi, waktu konsumsi juga perlu diperhatikan. dr. Denny Handoyo Kirana dari Siloam Hospitals menyatakan tidak ada waktu khusus, namun menekankan pada porsi.

“Kalau dimakan sesekali, misalnya seminggu satu atau dua kali, masih boleh. Tapi jangan pagi, siang, sore semuanya makan mi instan,” ujarnya. Secara khusus, ia menyarankan untuk menghindari makan mi instan larut malam.

Sebuah penelitian dalam Journal of Stress & Health menunjukkan bahwa makanan tinggi lemak yang dikonsumsi sekitar pukul 22.00 dapat mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan kadar hormon stres dalam tubuh.**

Exit mobile version