PenaKu.ID – Sedikitnya 17 warga Kampung Bedahan, RT 04/10, Desa Mekargalih, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga terserang penyakit chikungunya. Para warga tersebut mengalami gejala yang mengarah pada dugaan suspek chikungunya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, para warga awalnya mengeluhkan rasa pegal linu hebat hingga tidak bisa bangun dari tempat tidur. Seluruh sendi terasa kaku disertai demam yang naik turun.
“Saya mendadak tidak bisa bangun dari tidur. Seluruh tubuh terasa kaku, lemas, pegal linu, dan suhu badan panas dingin,” ungkap Aki Rohman, warga RT 03 yang menjadi salah satu penderita pertama chikungunya di wilayah tersebut.
Aki Rohman menambahkan, dua hari setelah dirinya jatuh sakit, mulai terdengar kabar bahwa banyak warga di RT 04 mengalami gejala serupa. Hingga kini, jumlah warga yang terdampak sudah mencapai 17 orang.
“Dua hari setelah saya sakit, terdengar banyak warga RT 04 yang mengalami penyakit serupa, jumlahnya kini 17 orang,” ujarnya.
Ketua RW 10 Kampung Bedahan, Hendar Awaludin, membenarkan adanya laporan mengenai belasan warga yang mengalami gejala serupa chikungunya. Ia menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan survei langsung ke rumah warga yang terdampak dan segera melaporkan hal tersebut ke Pemerintah Desa dan Bidan Desa Mekargalih.
“Setelah mendapat laporan dari para Ketua RT dan pemuda Karang Taruna Bedahan, kami langsung mendatangi rumah-rumah warga yang terdampak chikungunya. Kami juga telah melaporkan temuan ini kepada pihak desa dan bidan setempat,” ujarnya.
Kampung Bedahan Bakal Difogging
Lebih lanjut, Hendar mengungkapkan bahwa Pemerintah Desa dan Puskesmas Ciranjang telah merespons positif laporan tersebut. Rencananya, pengasapan (fogging) akan dilaksanakan dalam waktu dekat untuk menekan penyebaran penyakit.
“Kami mendapat tanggapan positif. Pihak Pemerintah Desa dan Puskesmas Ciranjang berencana akan melakukan pengasapan besok atau lusa, mulai dari RT 04 hingga RT 01,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua BPD Desa Mekargalih, Asep yang akrab disapa Mang Ibuy, menjelaskan bahwa kegiatan fogging sebenarnya telah dijadwalkan pada Kamis, 16 April 2025. Namun, rencana tersebut tertunda karena adanya tokoh masyarakat di Kampung Bedahan yang meninggal dunia, sehingga warga belum siap.
“Fogging awalnya direncanakan Kamis, tapi karena ada warga yang meninggal dunia, pelaksanaan diundur. Kemungkinan besar akan dilakukan besok, Jumat,” pungkasnya. **