PenaPeristiwa

12 Berandal Berandal Bermotor Mewek, Terpergok Polisi Hendak Tawuran di Kota Sukabumi

12 Berandal Berandal Bermotor Mewek, Terpergok Polisi Hendak Tawuran di Kota Sukabumi
12 Berandal Bermotor Saat Mewek di Pangkuan Orangtuanya di Aula Rekonfu Polres Sukabumi Kota, Senin (2/09/2024).

PenaKu.ID – Sebanyak 12 anggota geng motor terisak-isak nangis (mewek) saat dipangkuan orang tuanya di Aula Rekonfu Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat, Senin (2/09/2024).

Diketahui 12 anggota geng motor tersebut berstatus oknum pelajar yang diamankan Satreskrim Polres Sukabumi Kota pada hari Minggu 1 September 2024 sekira pukul 01.00 WIB dini hari tepatnya di Jalan Sarasa Kecamatan Cibereum Kota Sukabumi.

Mereka berjanjian hendak akan melakukan tawuran namun terpergok dengan kelompok brandal bermotor bernama Never Die yang akan melakukan aksinya di Jalan Lingkar Selatan dekat Gembok Cinta Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi.

Ironisnya, setalah mereka terpergok dan diamankan oleh aparat kepolisian Kota Sukabumi, para terduga pelaku saat dikumpulkan di Aula Rekonfu Polres Sukabumi Kota, 12 anggota brandal bermotor itu melepuh tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa bersimpuh sujud di kaki orang tuanya masing-masing sambil terisak-isak mewek memohon maaf.

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi mengatakan, para orang tua dihadirkan supaya para terduga pelaku dapat meminta maaf di hadapan mereka dan menyesali atas perbuatan yang dilakukannya.

“Ya, untuk para orang tuanya agar lebih meningkatkan pengawasan dari keluarga atau pun putra-putrinya sekiranya tidak ada hal yang mendesak supaya bisa membujuk rayu lebih baik berkumpul dengan keluarga di rumah,” kata Rita dalam Konferensi Pers di Aula Rekonfo Polres Sukabumi Kota.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa dari 12 anggota berandal bermotor di Kota Sukabumi itu yang diamankan polisi berinisial DS (31), FF (26), MR (26), R (26), S (22), S (18), serta enam orang lainnya yang masih pelajar di bawah umur.

“Adapun barang bukti yang kita aman yakni 25 senjata tajam (sajam) berbagai jenis yang sudah diamankan Satreskrim Polres Sukabumi Kota,” cetusnya.

Di tempat yang sama, salah satu orang tua terduga pelaku warga Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi berinisial AU (55) menyampaikan tidak menyangka bahwa buah hatinya akan terlibat dalam aksi tawuran yang tidak patut dicontoh.

“Saya selaku orang tua merasa khawatir kalau ada misalnya ada terjadi tawuran, alhamdulilah ada aparat Polres Sukabumi Kota yang menyelamatkan atau menggagalkan tawuran ini hingga tidak terjadi,” ungkapnya.

Disinggung wartawan apakah tahu bahwa anaknya memiliki senjata tajam, ia pun menjawab. Pihaknya tidak tahu menahu soal kepemilikan puluhan senjata tajam berukuran jumbo. Lantaran selama ini anaknya tidak pernah membicarakannya dan terlihat baik-baik saja di rumah.

“Nah, untuk (senjata tajam) ga ada di rumah. Biasa aja di rumah pulang sekolah di rumah main sama teman-temannya di luar. (Gerak-gerik mencurigakan?) enggak,” cetusnya.

Dia juga menjelaskan sebelum diamankan polisi hendak janjian tawuran, menurutnya, anaknya saat itu izin pamit untuk makan mie di warung. Habis makan mie di warung ada telepon katanya dari temannya langsung berangkat,” tuturnya.

Respons Guru Sekolah di Kota Sukabumi

Sementara itu guru Bimbingan Konseling (BK) dari salah satu sekolah di Kota Sukabumi terduga pelaku anggota berandal bermotor, YM mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di luar pengawasan pihak sekolah namun akan tetap menjadi bahan evaluasi pihak sekolah.

“Soalnya itu kan memang ini di luar jam sekolah kalau ga salah malam tadi, itu di luar pengawasan kita. Tapi kita bertanggung jawab karena ini anak didik kita sehingga kami juga dari pihak perwakilan sekolah apabila kemudian kami dapatkan undangan resmi dari pihak kapolres sehingga sebagai bentuk tanggung jawab kita ke sini melihat anak kita,” bebernya.

Sedangkan lanjut dia, untuk terduga pelaku merupakan siswa kelas 11 dan 12. Pihaknya akan memberikan sanksi sesuai dengan aturan sekolah. Dia menegaskan, pembinaan juga akan ditingkatkan untuk mencegah peristiwa serupa.

“Kalau langkah kita biasanya hari Senin suka ada pencegahan kemudian ada pembinaan dan lain sebagainya sehingga yang ini untuk pengawasannya mungkin kita akan perketat kembali sebenarnya tiap hari juga kita selalu mengadakan pencegahan dari sekolah baik melalui pada saat upacara kemudian acara-acara di sekolah kita selalu mengingatkan jangan sampai terjadi tawuran dan lain sebagainya,” pungkasnya.

***

Exit mobile version