Produktivitas tinggi menjadi salah satu faktor yang membuat investor lebih melirik Jabar untuk menggelontorkan dananya dalam investasi.
Selain itu, kemudahan berinvestasi khususnya dalam hal perizinan juga ikut menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi di Jabar.
“Produktivitas pekerja di Jabar itu tinggi, dibandingkan daerah lain. Kebijakan Pak Gubernur (Ridwan Kamil) serta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu di Jabar juga sangat responsif. Makanya banyak kesan positif disampaikan para investor,” ujar Bahlil Lahadalia di sela acara West Java Investment Summit 2022 di Kota Bandung, Rabu (5/10/2022).
Menurut Bahlil, kemudahan perizinan menunjukkan Jabar provinsi ramah investasi. Ditambah ketersediaan infrastruktur pendukung rencana investasi para pemilik modal, Jabar menjadi surga investasi baik pemodal asing maupun dalam negeri.
“Di Jabar, ke mana-mana itu dekat. Ada Pelabuhan Patimban, energi juga cukup tersedia. Apalagi Jabar juga concern dalam renewable energi,” tuturnya.
Dengan sejumlah kelebihannya itu, maka Jabar selalu menjadi provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang periode April-Juni atau hingga kuartal II 2022 mencapai Rp302,2 triliun atau meningkat sebesar 7 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022, yang realisasinya mencapai Rp282,4 triliun.
Secara kumulatif data realisasi investasi sepanjang periode Januari – Juni Tahun 2022 atau hingga semester I/2022 mencapai Rp584,6 triliun atau meningkat sebesar 32,0 persen (year on year/yoy) dibanding dengan periode yang sama pada 2021.
Menteri Bahlil menyampaikan bahwa capaian ini menandakan investasi mulai pulih sejak pandemi COVID-19 melanda sejak dua tahun yang lalu.
Persebaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa pada triwulan ini kembali lebih unggul dari Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar Rp157,1 triliun atau 52,0 persen dari total investasi, meningkat 38,0 persen dari periode yang sama di tahun 2021.
Adapun investasi di luar Pulau Jawa mendapat kontribusi yang besar dari Sulawesi Tengah di peringkat ketiga dan Riau di peringkat kelima. Selain dua daerah tersebut, posisi lima besar diduduki oleh provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
Jabar Capai Investasi 14,6 persen
Pada kuartal II/2022, realisasi investasi di Jabar mencapai 14,6 persen, masih terbesar dibandingkan provinsi lainnya.
Kedua terbesar adalah DKI Jakarta, sebesar 13 persen, dan ketiga Riau sebesar 10 persen dari total realisasi investasi.
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat bersama Pemda Provinsi Jawa Barat kembali menggelar West Java Invesment Summit (WJIS) untuk menarik investor baik dalam dan luar negeri berinvestasi di Jabar.
WJIS 2022 merupakan yang keempat kalinya digelar yang semuanya dilakukan di Kota Bandung. Berbeda dengan sebelumnya yang fokus proyek infrastruktur, WJIS 2022 lebih banyak menawarkan proyek – proyek energi baru dan terbarukan (EBT) atau renewable energy dan ketahanan pangan (food security).
Total ada 32 proyek yang siap ditawarkan (ready to offer) kepada investor, didominasi proyek ekonomi hijau (green economy). Terdiri dari 11 proyek ketahanan pangan, 16 proyek EBT, dan lima proyek infrastruktur pemerintah.
Dalam proyek EBT misalnya, investor dapat berinvestasi dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik seperti baterai mobil listrik, dan proyek hijau lain seperti PLTA Wado, pembangkit listrik mengapung tenaga matahari (floating solar plant) Cirata, serta pembangkit listrik tenaga angin di Sukabumi dan Garut.
Sementara proyek ketahanan pangan, investor diharapkan turut mengembangkan teknologi agro dan maritim.
Setidaknya sudah ada 130 stakeholders yang berpartisipasi dan mendaftar melalui web terdiri dari perusahaan dalam dan luar negeri, perbankan, pemerintahan baik di dalam dan luar Jabar, serta para duta besar. Total proyek yang ditawarkan Rp59,64 triliun atau USD3,9 miliar.
**Dws