PenaKu.ID – Kembali merebaknya kasus flu burung di Indonesia, membuat masyarakat harus mewaspadainya. Meski penyakit ini menyerang unggas, namun perlu diwaspadai dampaknya terhadap manusia.
Direktur Utama Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM) dr. Theresia Monica Rahardjo mengatakan, pencegahan penyakit flu burung yang menyerang saluran pernafasan tersebut, serupa dengan pencegahan kasus COVID-19.
“Bagi orang yang sering kontak dengan unggas di peternakan atau unggas liar, itu dengan memakai masker, kemudian juga sarung tangan saat membersihkan kotoran unggas. Dan jangan lupa, pada saat setelah selesai mengurus unggas dipeternakan, orang tersebut harus membuang semua pelindung dirinya, kemudian mandi dan menjaga kebersihan. Hampir sama dengan pencegahan COVID-19,” jelas Theresia Monica Rahardjo atau dr. Monica, Rabu (8/3/2023).
Ia menambahkan, gejala yang perlu diwaspadai dari flu burung adalah demam yang disertai dengan batuk dan nyeri tenggorokan. Kondisi ini menurut dr. Monica, dapat mengakibatkan infeksi paru-paru terhadap orang yang daya tahan tubuhnya rendah.
“Infeksi paru-paru ini yang bisa menyebabkan kematian pada burung, seperti kasus di Kamboja. Ada 58 kasus dan kemudian ada satu kasus kematian anak berusia 11 tahun,” ungkapnya.
Belum Ada Vaksin Flu Burung
Untuk itu, dihimbau masyarakat agar melakukan pola hidup sehat dan bersih agar terhindar dari penyakit flu burung.
Penerapan pola hidup sehat dan bersih juga dibarengi dengan gaya hidup sehat, agar kesehatan tidak mudah menurun, seperti makan makanan yang bergizi, olahraga teratur, tidur dengan pola teratur dan mengkonsumsi vitamin.
Monica juga menambahkan, hingga saat ini penyakit ftersebut belum ada obat maupun vaksin untuk mencegahnya. Apabila terdapat kasus pasien terjangkit flu burung cukup parah, hanya dapat dilakukan terapi plasma konvelensen,” ungakapnya.
***