PenaPeristiwa

Warga Parungseah Sukabumi Dikabarkan Meninggal Dunia di Negara Kamboja

Warga Parungseah Sukabumi Dikabarkan Meninggal Dunia di Negara Kamboja
Ilustrasi (istimewa)

PenaKu.ID – Nasib malang dialami warga Kampung Parungseah, Desa Parungseah, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berjenis kelamin laki-laki bernama Syamsul Diana Ahmad (30).

Dari informasi yang dihimpun, pria tersebut dikabarkan meninggal dunia saat sedang merantau bekerja di Negara Kamboja.

Kepala Desa Parungseah Muhammad Munir mengatakan, kabar duka itu pertama diketahui ibu korban yang mendapat informasi dari perusahaan tempat korban bekerja.

“Ya, pada tanggal 02 Agustus 2024 mendapat laporan dari keluarga (ibunya) bahwa anaknya yang bernama Syamsul Diana Ahmad 30 tahun telah meninggal di Kamboja berdasarkan telepon dari pihak perusahaan,” kata Munir kepada PenaKu.ID melalui perpesanan WhatsApp, Kamis (12/10/2024).

Lebih lanjut dia menjelaskan, aparat pemerintahan desa bersama bhabinkamtibmas kemudian mendalami informasi tersebut kepada Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi dan mengunjungi pihak keluarga korban.

Berdasarkan keterangan informasi dari pihak keluarga, korban awalnya mendapat tawaran bekerja di Negara Singapura. akan tetapi, korban malah dibawa bekerja ke Negara Kamboja.

“Sepengetahuan kita dari pihak keluarga almarhum berangkat tahun ini, di sana baru sekitar 1 bulan. Berdasarkan informasi yang didapatkan menurut keluarganya awalnya almarhum meminta izin untuk berangkat kerja ke Singapura dan akan mengurus paspor. Setelah paspor jadi, almarhum ditelepon oleh yang mengajaknya bahwa almarhum ditunggu di bandara untuk keberangkatan,” ungkapnya.

“Nah, setelah di negara tujuan ternyata korban bukan di Singapura melainkan di Kamboja bahkan pernah beberapa kali menguhubungi keluarga lewat pesan whatshap dan video call maka dari itu keluarga percaya keadaan almarhum. Tetapi tidak lama kemudian dinyatakan meninggal di mess nya oleh rekan kerja dan perusahaan almarhum bekerja. Dan kabar almarhum meninggal sampai ke pemerintah desa,” ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, pada 16 Agustus 2024, pihaknya kemudian berkoordinasi dengan BP3MI (Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) mendapatkan kepastian dari Kementerian Luar Negeri mengenai kabar meninggal dunia.

Menurutnya, pemulangan jenazah korban diperkirakan akan tiba di tanah air pada Jum’at 13 September 2024.

“Ada informasi bahwa jenazah bisa dipulangkan ke Indonesia dan akan tiba ke Indonesia di tanggal 13 september 2024 Di Bandara Soekarno Hatta. Tanggal 13 September 2024 akan dijemput oleh pihak desa (kepala desa, kadus bhabinkamtibmas), pihak keluarga dan pihak kemenlu,” tandasnya.

Tanggapan Disnakertrans Menyoal Warga Parungseah

Sementara itu Pejabat Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda pada Dinas Tenga Kerja dan Transmigras (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, Elly Widianingsih mengatakan, selama di Kamboja, salah satu warga Parungseah diduga dipekerjakan sebagai operator judi online (judol)

“Untuk kronologisnya, saya juga tidak tahu kapan korban ini berangkatnya ke luar negeri. Tapi, menurut Pak Kades Parungseah, dia diimingi-imingi kerja di Negara Singapura, tetapi faktanya ternyata ia di terbangkan ke Negara Kamboja dan dikerjakan sebagai operator judi online,” ujarnya.

Usai menerima informasi tersebut dari pemerintah desa, Disnakertrans Kabupaten Sukabumi langsung menyarankan untuk membuat laporan melalui web ke portal Peduli WNI milik Kementrian Luar Negeri RI.

“Tetapi pelapor merasa kesulitan, karena dalam web ada pertanyaan menyangkut pemberi kerja yang memberangkatkan dalam hal ini P3MI, karena yang bersangkutan berangkat secara ilegal, maka tidak bisa melanjutkan pengaduan tersebut,” paparnya.

Mengenai penyebab kematian korban, tambah Elly, pihaknya belum dapat mengetahuinya secara pasti. Dari informasi yang diperoleh sementara, korban diduga mengalami sakit.

“Meninggalnya karena sakit, untuk penyebab sakitnya seperti apa dan riwayatnya gimana, itu tidak dibahas. Iya, kecuali kalau diadakan autopsi baru bisa terlihat apakah dia meninggal karena sakit atau tindak kekerasan,” imbuhya.

“Nah, untuk mengetahui hal itu, Polri mungkin yang bisa menjawab ini, coba tanya ke pihak kepolisian terkait autopsi apakah dilakukan atau tidak nantinya,” imbuh Elly.

***

Exit mobile version