PenaKu.ID – Mengajukan pinjaman kredit untuk usaha adalah langkah strategis dalam mendukung pertumbuhan bisnis.
Namun, banyak pengusaha sering kali tidak mempertimbangkan secara matang jumlah pinjaman kredit yang benar-benar mereka butuhkan.
Hal ini dapat menimbulkan masalah di masa depan, terutama dalam melunasi angsuran beserta bunganya.
Menyesuaikan Kebutuhan Pinjaman Kredit
Oleh karena itu, salah satu hal nomor satu yang harus Anda ingat adalah untuk tidak meminjam lebih dari yang diperlukan.
Ketika Anda meminjam uang, setiap rupiah yang diterima akan dikenakan bunga, sehingga penting untuk memastikan bahwa jumlah tersebut digunakan secara optimal untuk keperluan usaha.
Sebagai contoh, jika Anda hanya membutuhkan 50 juta rupiah untuk memulai bisnis, hindari tergoda oleh tawaran kredit hingga 100 juta rupiah.
Meskipun terlihat menggiurkan, kelebihan dana dapat menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik.
Analisis dengan cermat apakah usaha Anda memiliki prospek untuk menghasilkan cukup pendapatan guna melunasi pinjaman tersebut.
Selain itu, lembaga keuangan seperti Bank, BPR, koperasi, atau BMT sering kali menawarkan plafon kredit yang berbeda-beda.
Sebelum mengajukan pinjaman, ada baiknya Anda membandingkan kebijakan bunga dan plafon kredit dari beberapa lembaga.
Pastikan memilih lembaga yang menawarkan suku bunga kompetitif dan fleksibilitas yang sesuai dengan kondisi bisnis Anda.
Jenis Pinjaman Kredit
Secara umum, kredit usaha terbagi menjadi tiga jenis utama, yaitu kredit mikro, kredit ritel, dan kredit korporasi.
Jenis kredit ini disesuaikan dengan skala usaha serta besaran modal yang dibutuhkan.
Kredit mikro biasanya diperuntukkan bagi petani, pedagang pasar, atau pengusaha kecil yang membutuhkan dana dalam jumlah kecil.
Sementara itu, kredit ritel lebih cocok untuk UMKM yang membutuhkan dana lebih besar. Sedangkan kredit korporasi ditujukan untuk perusahaan berskala besar.
Plafon kredit dan suku bunga antara jenis kredit tersebut juga bervariasi tergantung pada kebijakan masing-masing bank.
Misalnya, plafon kredit mikro di bank besar nasional cenderung lebih kecil dibandingkan bank daerah atau BPR.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk memahami kebutuhan usaha Anda agar dapat menentukan jenis pinjaman kredit yang paling sesuai.
**