PenaSosial

Wacana Larangan Ojol Pakai Pertalite, Pengamat UGM: Komitmen Prabowo Pro Rakyat Diragukan

Wacana Larangan Ojol Pakai Pertalite, Pengamat UGM: Komitmen Prabowo Pro Rakyat Diragukan
Wacana Larangan Ojol Pakai Pertalite, Pengamat UGM: Komitmen Prabowo Pro Rakyat Diragukan

PenaKu.IDWacana kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terhadap skema baru dalam penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM), khususnya larangan kepada para pengemudi driver ojek online (ojol) menuai sejumlah protes.

Pengamat Ekonomi Energi UGM, Dr. Fahmy Radhi, M.B.A bersuara terkait kebijakan pemerintah tersebut yang dinilai akan mengakibatkan dan memicu inflasi.

“Larangan bagi ojek online pakai BBM Subsidi merupakan kebijakan blunder, sama saja pemerintah mencabut subsidi BBM. Dampaknya, biaya operasional ojek online membengkak sehingga menaikkan tarif ojek online bagi konsumen, yang memicu inflasi,” kata Fahmi Rahdi kepada PenaKu.ID melalui pesan WhatsApp, Sabtu (30/11/2024).

Dampak Larangan Ojol Paki Pertalite

Menurut Fahmi, tidak diragukan lagi kebijakan tersebut akan semakin memperburuk daya beli kelas menengah ke bawah.

“Kebijakan larangan ojol pakai BBM subsidi menunjukkan bahwa komitmen Prabowo untuk pro rakyat diragukan, tak lebih hanya omong-omong saja,” ujarnya.

Lalu ia mengatakan bahwa sektor transportasi yang akan menurunkan daya beli konsumen ojek online terhadap kebijakan tersebut.

“Kebijakan larangan ojol pakai BBM Subsidi harus dikaji ulang,” kata Fahmi.

Sementara itu, salah satu ojek online di Cibinong, Kabupaten Bogor, Saepul Anwar, mengatakan bahwa dirinya menolak rencana pemerintah yang akan melarang para ojek online untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.

“Gua nolak bang, masa iya masyarakat kaya kami-kami ini yang berprofesi sebagai ojek online gak dibolehin ngisi Pertalite. Motor dan BBM Pertalite itu adalah kaki kami mencari nafkah bang,” ucap Saepul Anwar saat saat diwawancara sambil menunggu orderan penumpang.

Lalu ia mengatakan singkat, bahwa ia telah menggeluti pekerjaan ojek online tersebut dari 2019 dan pekerja tersebut adalah tulang punggung dia untuk menafkahi keluarganya di rumah.

“Dari 2019 bang gua kerja ojol, kerja begini termasuk tulang punggung gua buat nafkahi anak bini gua bang,” kata dia.

Ojol Minta Pemerintah Buka Mata Hati

Hal yang sama disampaikan salah satu ojek online di wilayah Cileungsi Cibubur, Freddy, ia terlihat kaget mendengar kebijakan pemerintah yang dinilai bisa mematikan mata pencaharian dirinya dan rekan-rekan ojek online (ojol) lainnya.

“Masa si mas, pemerintah bakal melarang para pekerja ojol ngisi BBM Pertalite. Kalau emang benar itu, bisa mati ini mata pencaharian saya sama teman-teman yang lain,” kata Freddy.

Dan ia bercerita, bahwa dirinya kepala rumah tangga untuk istri dan ketiga anaknya di rumah yang masih menduduki bangku sekolah.

“Saya satu-satunya harapan di rumah untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah ketiga anak saya yang masih sekolah,” ungkapnya.

Dari beberapa pengemudi ojek online (ojol), mengharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan masyarakat ke bawah dan tentunya untuk tidak melarang menggunakan BBM Pertalite bagi para pengemudi ojek online.

**

Exit mobile version