PenaKu.ID – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Sukabumi melalui Kelompok Kerja (Pokja) I menggelar Seleksi Guru Mengaji tingkat kota di Gedung PKK Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/7/2025).
Kegiatan Seleksi Guru Mengaji ini menjadi langkah konkret Pemerintah Kota Sukabumi dalam memperkuat pendidikan keagamaan berbasis keluarga, sekaligus membentuk generasi Qurani melalui pengajaran Al-qur’an yang berkualitas sejak usia dini.
Acara Seleksi Guru Mengaji dibuka oleh Ketua Bidang I TP PKK Kota Sukabumi, Kia Florita. Dalam sambutannya, Kia menekankan bahwa seleksi ini bukan sekadar agenda rutin tahunan, melainkan bagian dari program strategis untuk mencetak pengajar Al-qur’an yang tidak hanya fasih dalam membaca, tetapi juga menguasai metode pengajaran yang efektif dan memiliki karakter mendidik yang kuat.
“Kami ingin membentuk generasi yang tidak hanya bisa mengaji, tetapi benar-benar memahami dasar-dasarnya—dari huruf, makhraj, hingga adab membaca Al-qur’an,” ujar Kia Florita.
Ia menjelaskan, aspek yang dinilai dalam seleksi ini tidak hanya kemampuan membaca Al-qur’an, tetapi juga keterampilan mengajar dan kemampuan menulis huruf Arab secara benar.
Seleksi Seleksi Guru Mengaji diikuti oleh peserta dari tujuh kecamatan di Kota Sukabumi. Para calon guru diuji dalam tiga aspek utama, yakni:
- Bacaan Al-qur’an, mencakup tajwid, makhraj, dan kelancaran.
- Metode Pengajaran, khususnya dalam menyampaikan materi tahap dasar seperti pengenalan huruf alif ba ta.
- Tulisan Arab, meliputi ketepatan menulis huruf hijaiyah dan kaligrafi dasar.
Dewan juri terdiri dari tokoh dan praktisi pendidikan Al-qur’an yang kompeten, antara lain K.H. Iyus Yusuf, Ustaz Atohilah, dan Ustazah Neng Nabillah Rihhadatul Asyi. Mereka menilai bahwa kemampuan guru dalam membimbing anak dari nol merupakan kunci utama keberhasilan pendidikan Al-qur’an di masyarakat.
Seleksi Guru Mengaji Ajang Bangun Fondasi
Kia Florita juga mengungkapkan, program ini lahir dari pengalaman pribadinya. Ia meyakini bahwa dengan metode yang tepat dan pendampingan yang konsisten, anak-anak dapat membaca Al-qur’an dengan baik dalam waktu relatif singkat.
“Anak saya sendiri bisa membaca Al-qur’an dalam waktu tiga bulan. Ini menjadi dasar keyakinan saya bahwa metode dan guru yang tepat adalah kuncinya,” jelas Kia.
Ia menambahkan, metode pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik setiap kecamatan. Jika ditemukan sistem yang efektif di satu wilayah, akan dijadikan model praktik baik untuk kecamatan lainnya. Targetnya, setiap kelompok dapat mendidik 25–30 anak dengan pendekatan personal dan individual.
“Kami tidak mengejar hafalan, melainkan membangun fondasi. Anak-anak belajar dari alif ba ta, dari kesalahan menjadi bisa membaca Al-qur’an dengan lancar dan benar. Ini bukan paksaan, melainkan wujud cinta kita kepada generasi penerus,” ucap Kia penuh semangat.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seleksi ini membuka jalan untuk pembinaan lanjutan. Anak-anak yang menunjukkan potensi akan diarahkan untuk mengikuti ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di tingkat kota, provinsi, bahkan nasional.
Harapannya, Kota Sukabumi dapat melahirkan generasi Qurani yang tidak hanya pandai membaca Al-qur’an, tetapi juga berakhlak mulia, percaya diri, dan mampu membawa nama baik daerah.
Menutup kegiatan, Kia mengajak seluruh pihak untuk memaknai seleksi ini sebagai ibadah dan investasi jangka panjang bagi masa depan.
“Niatkan semua ini dengan tulus. Ini bukan sekadar kompetisi, tetapi bagian dari membina anak-anak bangsa demi terwujudnya Kota Sukabumi yang Qurani, tangguh, dan membanggakan,” pungkasnya.**