Galang rambu anarki anakku
Lahir awal januari menjelang pemilu
Galang rambu anarki dengarlah
Terompet tahun baru menyambutmu
Galang rambu anarki ingatlah
Tangisan pertamamu ditandai bbm
Membumbung tinggi
Pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Ahad, 4 September 2022, dinilai bisa mengancam ambisi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menyatakan bahwa PDIP tak mungkin melepas kursi presiden atau wakil presiden jika mereka jadi bergabung dengan koalisi Gerindra dan PKB.
“Akhirnya mengemuka pertanyaan fundamental, di mana posisi Puan saat Prabowo sebagai capres memilih Cak Imin? atau di mana posisi Cak Imin saat Prabowo memilih Puan?” kata Agung.
Saat rakyat sedang kelimpungan mengatasi dampak kenaikan BBM, para petinggi negara termasuk ketua wakil rakyat sibuk mencari pasangan konstetasi. Hingga sibuk memperbaiki diri agar nampak layak kembali mendapat kepercayaan dari rakyatnya.
Seharusnya rakyat sadar bahwa kondisi sekarang adalah watak asli dari sistem demokrasi, dimana sistem ini hanya melahirkan sosok pengabdi kursi kekuasaan bukan pelayan rakyat yang merasakan penderitaan mereka.
Asas dari politik demokrasi adalah manfaat dan kepentingan. Wajar saja rakyat dibutuhkan saat kompetisi pemilu untuk meraih kekuasan. Selebihnya, peran dan suara rakyat di abaikan.
Sehingga sistem demokrasi hanya menghasilkan pemimpin yang tidak amanah dan aktivitasnya jauh dari pengurusan urusan umat. Namun lenih mementingkan mengurusi kepentingan pemilik modal.
Kepemimpinan dalam daulah khilafah adalah satu-satunya bentuk kepemimpinan yang benar. Aspirasi rakyat tersampaikan dengan sempurna. Rakyat mengawal penuh hukum syara’ yang diamanahkan kepada seorang kholifah. Bahkan tak segan jika terjadi penyimpangan, maka umat akan langsung menegurnya bahkan sampai pada tataran pemberhentian sebagai kholifah.
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لا يحل للخليفة من مال الله إلا قطعتان: قصعة يأكلها هو وأهله وقصعة يضعها بين يدي الناس
Tidak halal Khalifah memiliki harta dari Allah, kecuali dua piring saja. Satu piring untuk kebutuhan makannya bersama keluarganya dan satu piring lagi untuk ia berikan kepada rakyatnya (HR Ahmad).
Dalam Daulah Islam, negara menempatkan rakyat bukan seperti pedagang dengan seorang pembeli. Melainkan negara melayani rakyat dengan sepenuh hati. Pelayanan terhadap rakyat tidak dibeda-bedakan baik Muslim maupun non-Muslim memiliki hak yang sama dan diperlakukan secara adil.
Jaminan hidup seperti sandang, pangan dan papan adalah tanggung jawab Kholifah dan Daulah. Sehingga tidak ada satupun rakyat mengalami kekurangan. Bahkan seperti SDA yang dikelola oleh negara, dimembalikan kepada rakyat dengan cuma-cuma atau dengan harga yang ekonomis.
Kita bisa membayangkan , betapa sejahteranya kehidupan tatkala syariat Allah Subhanahu wa ta’ala ini diterapkan dimuka bumi. Niscaya keberkahan dari langit dan dari bumi akan diturunkanNya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.( QS. Al- A’raf :96 )
Begitulah keberkahan yang akan diperoleh seluruh umat manusia. Tatkala pejabat benar-benar menjalankan amanah rakyatnya, tanpa sedikitpun berlaku dzalim terhadap rakyatnya, maka kemuliaan akan dirasakan dan dinikmati orang-orang yang ada dalam Daulah Khilafah.
Wallahu a’lam bishowab
***