PenaKu.ID – Setelah dibangun pintu air dan tanggul penahan tahan dan benteng beberapa tahun silam oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cirebon, kini tujuh mata air yang berada di Kampung Cibulakan, Desa Pamulihan, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat berubah wajah menjadi sebuah destinasi wisata kubangan air bak sebuah situ atau danau dengan kedalaman hampir mencapai 10 meter dengan luas kurang lebih 750 meter per segi. Tempat ini pun dinamai Situ Cibulakan.
Bahkan, hingga kini Situ Cibulakan buatan ini pun masih ramai dikunjungi warga sekitar untuk berlibur.
Namun, sayang, pantauan awak media di lapangan, Situ Cibulakan ini belum terjamah akan pengelolaan dan tingkat keamanan yang memadai.
Dikatakan salah seorang warga, Jajang (55) yang sering menjaga Situ Cibulakan tersebut mengatakan tiap harinya hampir ada saja pengunjung yang datang ke tempat ini.
“Tiap hari rame pengunjung, sore hare masih rame, warga yang jauh juga banyak kesini,” kata Jajang kepada jurnalis di lokasi, Minggu (21/2/21)
Rupanya terungkap mitos dari ketujuh mata air yang menjadi cikal bakal tempat tersebut menjadi sebuah situ.
Ketiga pengunjung warga sekitar, Enung, Anis, dan Sofie yang sempat jurnalis wawancarai membongkar akan mitos di tempat tersebut. Bahkan, sejak dibendungnnya tempat ini, sedikitnya sudah menelan tiga korban jiwa kepada pengunjung yang pada saat itu tengah berenang.
“Di sini mah jangan sompral [seronoh berkata].”
“Dulu di sini pernah ada yang tenggelam saat berenang pria dewasa orang Simpang, Bayongbong,” ujar Enung.
Hal itu pun kembali dibenarkan Jajang, bahwa pada beberapa waktu silam Situ Cibulakan ini sudah memakan tiga korban jiwa.
“Tiga orang di sini yang sudah tenggelam. Itu udah agak lama juga mas,” beber Jajang.
Menurut Jajang, dari ketujuh mata air yang berada di Situ Cibulakan tersebut, ada dua mata air yang besar yang diduga bisa menarik objek di atasnya. Dan dimungkinkan memiliki kedalaman yang cukup dalam.
“Dulu korban tepat berada di atas mata air yang memiliki daya tarik itu,” ujar Jajang meyakini.
Situ Cibulakan Belum Mendapat Perhatian Serius
Sementara itu, Abdul Manaf (40) pemilik tempat kebun dan sawah yang berdampingan dengan lokasi tempat wisata Situ Cibulakan tersebut menjelaskan, pihaknya sudah mengajukan semacam pagar tralis kepada BBWS untuk meningkatkan keamanan di tempat itu.
“Dari kemarin laporan udah, tinggal nunggu dikirim pagarnya,” ujar Abdul.
Tempat ini pun, diungkapkan Abdul, perlu pengelolaan yang baik yang mau peduli dari berbagai kalangan. Entah itu menurut Abdul dari pihak komunitas masyarakat, pencinta alam ataupun dari pihak pemerintah setempat.
“Dulu sempat dikarcis selama tiga bulan. Ya hasilnya lumayan. Bisa sejuta sehari apalagi kalau Sabtu minggu,” Imbuhnya.
Namun kini, retribusi tersebut dihentikan dulu dengan alasan terjadi konflik kecil antara warga sekitar atas peretribusian tersebut. Bahkan, sebelumnya Abdul telah bekerjasama dengan komunitas Gerakan Bela Negara (GBN) Kabupaten Garut untuk berupaya mengelola situ tersebut, hingga melakukan rutinitas pembersihan tumbuhan-tumbuhan rumput liar di sekeliling dan di dalam situ.
“Ke depannya saya berharap tempat ini bisa lebih ramai dikunjungi warga. Dan juga bisa menjadi tambahan pendapatan daerah. Yang juga tak kalah penting akses jalan bisa dibuka ke sini,” harapnya.
Seperti diketahui, Situ Cibulakan dibangun pada tahun 2003 dengan menggunakan anggaran dari pihak BBWS Cirebon yang hingga kini masih menjadi tumpuan warga sekitar untuk mendapatkan anggaran pemeliharaan tempat tersebut.
Di situ ini pula, biasanya pengunjung ramai-ramai datang untuk sekedar berswafoto dengan suguhan pemandangan alam yang indah dengan dikelilingi kebun dan tanaman padi yang berderet di tebing situ.
Tak hanya itu, di sini juga sudah tersedia semacam bale-bale panggung yang bisa warga gunakan untuk bersantai dan beristirahat, sambil melihat dari kejauhan permukaan Situ Cibulakan yang dapat melengkapi momen berlibur.
**