PenaKu.ID – Para seniman yang tergabung dalam Komunitas Seni Kuningan (KSK) melelang barang-barang alat kesenian mereka di jalanan dengan menggunakan mobil colt bak tebuka di Jalan oleced, Ciawi, Kab. Kuningan Jawa Barat, Sabtu kemarin.
Aksi itu mereka lakukan demi bisa bertahan hidup di tengah penerapan PPKM yang hingga saat ini masih berlangsung.
Kebijakan pemerintah yang mengharuskan untuk menghindari kerumunan, bertolak belakang dengan aksi panggung para pelaku seni.
Komunitas Seni Kuningan menjual alat-alat musik mereka dengan beragam harga yang ditawarkan. Harga yang ditawarkan untuk organ, 2 buah dilelang seharga Rp25.000.000,-, untuk 1 set gendang ditawarkan harga dibawah Rp10.000.000,- sedangkan untuk mixer ditawarkan seharga Rp1.500.000,-.
“Kami tak akan menyerah, dengan terpaksa kami menjual peralatan yang kami punya karena kenaikan PPKM ke level 4 ini sulit bagi kami untuk bisa mencari nafkah. Aturan pemerintah pada level 3 kemarin saja kami tidak bisa manggung karena aturan dari pusat, apalagi sekarang naik level,” kata Tatang Koswara, Ketua KSK dilansir jakarta.siberindo
Seniman Dikejar Kebutuhan
Selain di Oleced para pelaku seni ini menjajakan dagangannya dan berhenti di beberapa titik untuk melelang alat-alatnya.
“Ini bukanlah bentuk aksi protes pada pemerintah, tapi justru memaklumi dan mendukung pemerintah untuk menekan angka penyebaran COVID-19, dengan menjual alat yang ada bisa memberi makan keluarga,” ujarnya.
Selain untuk makan sehari-hari, beberapa rekan seniman di KSK yang juga menggelar alatnya untuk membayar cicilan, membayar hutang, termasuk untuk listrik, air, dan kebutuhan lainnya.
Bahkan, Tatang sendiri mengaku dirinya saat ini sedang dikejar-kejar debt kolektor karena ia harus menunggak cicilan.
“Biarpun PPKM, cicilan tetap ditagih, tidak ada penundaan. Bahkan saya sendiri saat ini sedang di kejar-kejar oleh external. Makanya inilah upaya yang harus kami lakukan,” ungkap Atang.
***