PenaKu.ID – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja memberi wejangan kepada para petani milenial sebagai generasi penerus pertanian di Jawa Barat.
Menurut Sekda, para peserta program Petani Milenial menjadi tumpuan regenerasi petani yang jumlahnya saat ini semakin sedikit.
Ketika generasi muda ikut berkontribusi, maka sektor pertanian punya peluang besar terus bertahan bahkan berkembang menjadi sektor yang diandalkan Jabar dalam menghadapi krisis, dengan ilmu dan metode pertanian berbasis teknologi, inovasi, dan kolaborasi.
“Ada satu keyakinan kalau kita melihat pertumbuhan ekonomi bisa bertahan karena sektor pertanian, kita menopang dengan sangat baik,” ujar Sekda saat membuka Bimtek Petani Milenial Gelombang IX/2022 di Ballroom Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Kamis (1/12/2022).
Sekda menekankan 10 kemampuan yang harus dimiliki para petani muda agar cepat berkembang.Pertama, kemampuan menyelesaikan masalah, berpikir kritis, kreatif, kemampuan mengelola dan menggerakkan orang, berkolaborasi, mampu berinteraksi, kemampuan menilai dan mengambil keputusan tepat, berorientasi pelayanan, serta kemampuan bernegosiasi dan mudah beradaptasi.
“Skill ini tidak terbatas, (bisa berlaku) di bidang apapun. Seperti contoh teknik negosiasi, mau tidak mau kalian harus memiliki. Jadi bukan hanya pintar memproduksi tapi bagaimana barang yang sudah terbentuk ini dinegosiasikan dengan offtaker, Anda harus punya itu,” kata Setiawan.
Menurutnya, petani milenial saat ini menghadapi tiga disrupsi sekaligus yakni pandemi COVID-19, industri 4.0, dan pemanasan global. Petani milenial dituntut mampu memanfaatkan peluang dengan menggunakan teknologi digital, dan tahu komoditas mana yang bakal bertahan di tengah ketidakpastian cuaca.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat menekankan tiga peran besar sektor pertanian Jabar dalam ekonomi Indonesia.
Pertama, sebagai salah satu daerah utama penghasil kebutuhan pokok masyarakat khususnya beras. Data BPS 2022, Jabar mampu meningkatkan kontribusi 16,75 persen menjadi 17,28 persen.
“Sektor pertanian juga memiliki peran cukup besar sebagai sumber lapangan kerja bagi masyarakat. Faktanya sampai dengan 2018, hampir ada 3.8 juta keluarga tani yang bergerak dalam sektor pertanian,” jelasnya.
Sektor pertanian Jabar, kata Dadan, juga menjadi penyumbang devisa negara. Nilai ekspor pertanian Jabar sampai Oktober menurut data dari Stasiun Karantina Kelas 1 Bandung, menyumbangkan Rp353 miliar.
Namun demikian, sektor pertanian harus didukung sumber daya manusia, permodalan yang mumpuni, lahan pertanian, serta ilmu pertanian dan pemasaran yang advance.
Peserta program Petani Milenial gelombang IX/2022 tercatat 600 orang dari target 694 orang. Peserta berasal dari 18 kabupaten/kota. Bimbingan teknis juga diikuti para penyuluh pertanian dan pendamping petani milenial secara daring.
**